Gerindra Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Bersinergi Kontrol Penyebaran Covid-19

JAKARTA, KOMPAS TV -  Peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia belakangan cukup signifikan. Bahkan varian virus corona dari India pun telah mewabah di Kudus, Jawa Tengah. 

Dengan meningkatnya kasus tersebut, pemerintah telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang diperpanjang yakni mulai Selasa 15 Juni hingga 28 Juni 2021. 

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta pemerintah pusat dan daerah untuk bersinergi agar bisa menekan angka penularan di daerah masing-masing.

"Dengan sinergisitas itu maka diharapkan penularan covid bisa kita tekan. Misalnya dengan mendirikan kembali pos-pos satgas covid di perbatasan antar provinsi, kota dan kabupaten. Termasuk pengawasan protokol kesehatan yang ketat di pusat-pusat keramaian seperti di pasar tradisional, di mal-mal, di perkantoran, dan juga di tempat-tempat wisata," kata Muzani dalam keterangan tertulis, Rabu (16/6/2021). 

Baca Juga: Presiden Jokowi: Vaksinasi Covid-19 di Awal Juli Sudah Harus Mencapai 1 Juta Perhari

Menurut dia, menurunnya kesadaran masyarakat untuk tetap mentaati protokol kesehatan itu karena adanya rasa jenuh yang berkepanjangan. Meski demikian, ia meminta semua pihak untuk kembali mentaati protokol kesehatan dalam berkegiatan sehari-hari.

"Kita sadar masa pandemi ini membuat kita jenuh. Memakai masker setiap hari, tidak boleh berkerumun, semua aktivitas dibatasi dengan alasan protokol kesehatan, yang pada akhirnya membuat kita jenuh," ujarnya. 

Selain itu, pemerintah tidak boleh lelah sedikitpun untuk terus mengingatkan kepada masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Termasuk meningkatkan jumlah vaksinasi kepada masyarakat di seluruh daerah, terutama di daerah zona merah covid-19. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Covid-19 Dihambat dalam Waktu Secepat-cepatnya

"Selain mentaati protokol kesehatan, upaya meningkatkan jumlah vaksinasi juga penting dilakukan kepada masyarakat guna menekan angka penularan virus," kata dia.