Kompas TV regional kesehatan

Alat Antigen Lokal NTB, Harapan Penelusuran Kontak Pasien Covid-19

Kompas.tv - 10 Mei 2021, 21:49 WIB
alat-antigen-lokal-ntb-harapan-penelusuran-kontak-pasien-covid-19
Test Antigen di Posko Pengungsian Adonara, 8 April 2021. Tes Antigen dilakukan demi mencegah adanya klaster baru Covid-19. (Sumber: Bimo Wicaksana / Kompas TV)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Hariyanto Kurniawan

MATARAM, KOMPAS.TV – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyerahkan antigen Enram ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Antigen produksi lokal itu diharapkan bisa meningkatkan penelusuran kontak pasien positif Covid-19.

Acara penyerahan dilakukan secara daring pada Senin (10/5/2021), dilansir dari laman Kompas.id (10/5/2021). Antigen tersebut dikembangkan oleh Universitas Mataram dengan Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram.

Turut hadir di acara itu antara lain, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Kepala Laboratorium Hepatika Bumi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Unram Mulyanto, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri dari Sains Techno Industrial Park (STIP) Banyumulek.

Selain itu, turut hadir secara daring Rektor Universitas Mataram Lalu Husni dan sejumlah kepala daerah kabupaten/kota di NTB.

Menurut Fikri, selain produk lokal NTB, Enram memiliki berbagai kelebihan.

“Dari sisi sensitivitas, Enram sudah teruji, baik di Laboratorium Unram maupun sekarang dalam proses di Universitas Airlangga,” kata Fikri.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pembuat Surat Antigen Palsu di Cianjur, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

Tingkat sensitivitas Enram mencapai 92,3 persen. Nilai itu berada di atas standar Kementerian Kesehatan, yakni 80 persen, sehingga memenuhi syarat.

”Selain itu, untuk spesifikasi, standarnya adalah 97 persen, sementara Enram 97,65 persen, sehingga bisa dibilang produk ini tidak kalah dari produk impor,” terangnya.

Enram juga unggul dari sisi harga karena lebih terjangkau. Jika dikalkulasi, harga di luar bisa tiga sampai empat kali lipat harga Enram.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x