Kompas TV internasional kompas dunia

Hamas Tolak Gagasan untuk Menunda Pemilihan Umum Palestina

Kompas.tv - 29 April 2021, 15:06 WIB
hamas-tolak-gagasan-untuk-menunda-pemilihan-umum-palestina
Dalam file foto 27 Maret 2019 ini, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berkeliling ke lokasi bangunan yang hancur, di Kota Gaza. Hamas pada 29 April 2021 menyatakan penolakan atas rencana memundurkan jadwal pemilu Palestina (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

JERUSALEM, KOMPAS.TV - Kelompok militan Islam Hamas menolak gagasan penundaan pemilihan umum Palestina, jelang rapat pimpinan yang akan digelar Kamis, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (29/4/2021).

Presiden Mahmoud Abbas diperkirakan akan mendorong penundaan pemilu dengan alasan perselisihan dengan Israel mengenai pemungutan suara di Yerusalem Timur

Hamas diperkirakan akan memiliki kinerja yang baik dalam pemilihan parlemen 22 Mei karena perpecahan yang semakin meluas di dalam Fatah.

Memanfaatkan masalah sensitif pemungutan suara di Yerusalem timur,  dapat memberi dalih bagi Abbas untuk menunda pemilu Palestina pertama dalam 15 tahun terakhir.

Israel belum mengatakan apakah akan mengizinkan pemungutan suara di Yerusalem timur.  Namun menyatakan keprihatinan tentang kekuatan Hamas yang semakin meningkat.

Baca Juga: Nasi Kebuli Palestina dengan Daging Kambing Muda

Dalam file foto 21 Februari 2020 ini, militan bertopeng Hamas mengibarkan bendera nasional mereka selama protes di Kota Gaza. Pada Kamis, 29 April 2021, Hamas menolak gagasan penundaan pemilihan umum Palestina. (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)

Israel dan negara-negara Barat memandang Hamas sebagai kelompok teroris dan kemungkinan besar akan memboikot pemerintah Palestina yang memasukkannya.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam, Hamas mengatakan pemungutan suara adalah "hak nasional yang fundamental."

Hamas mengatakan pemungutan suara harus dilakukan di Yerusalem timur tetapi menolak gagasan bahwa itu membutuhkan izin Israel.

Alih-alih, itu meminta kepemimpinan untuk mengeksplorasi cara-cara "memaksa pemilihan di Yerusalem tanpa izin atau koordinasi dengan pendudukan."

Hamas juga mengeluarkan peringatan terselubung kepada Abbas tanpa menyebut namanya, dengan mengatakan Hamas "tidak akan menjadi bagian dari pihak yang menunda atau membatalkan dan tidak akan memberikan perlindungan."

Tanggung jawab atas keputusan semacam itu "akan berada pada pundak mereka yang menganggapnya sebagai tanggapan atas veto pendudukan," katanya.

Baca Juga: Israel Minta Palestina Batalkan Pemilu jika Hamas Terlibat, Mahmoud Abbas Langsung Menolak

Anggota Komisi Pemilihan Pusat, mendaftarkan Mohammed Al-Jawabra, seorang pedagang kopi jalanan ke daftar pemilih di jalan utama Kota Gaza, 10 Februari 2021. Petugas pemilu Palestina menyebar di seluruh Jalur Gaza pada hari Rabu, di mana mereka menemukan pemilih ingin mendaftar menjelang pemilihan yang bisa menjadi referendum pertama tentang pemerintahan Hamas sejak kelompok militan itu merebut kekuasaan lebih dari satu dekade lalu. (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)

Israel merebut Yerusalem timur, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang 1967, wilayah yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan mereka.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x