Kompas TV internasional kompas dunia

Duh Sedihnya, Sang Ratu Duduk Sendirian Melepas Kepergian Pangeran Philip

Kompas.tv - 18 April 2021, 12:18 WIB
duh-sedihnya-sang-ratu-duduk-sendirian-melepas-kepergian-pangeran-philip
Ratu Elizabeth II dalam Kapel St. George di Kastil Windsor dalam kebaktian pemakaman Pangeran Philip suaminya pada Sabtu (17/4/2021). (Sumber: Jonathan Brady/Pool via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Zaki Amrullah

WINDSOR, KOMPAS.TV – Duduk sendirian dalam upacara pemakaman Pangeran Philip pada Sabtu (17/4/2021), sosok Ratu Elizabeth II tampak semakin rapuh: tak ada lagi sosok suami tercinta yang sudah mendampinginya selama 73 tahun.

Dalam upacara pemakaman sederhana nan suram di Kapel St. George di Kastil Windsor, Inggris, Ratu Elizabeth II duduk terpisah dari anggota keluarganya. Andai saja upacara pemakaman itu untuk orang lain, Pangeran Philip sang suami tercinta tentu akan duduk di sisinya.

Sang ratu tampil dalam balutan serba hitam, mulai dari topi dan masker hingga gaun dan sepatu yang dikenakannya. Satu-satunya yang berkilau hanya bros yang tersemat di bagian depan pundak kirinya, bros yang kerap dikenakannya dalam berbagai acara yang dihadirinya bersama sang suami.

Baca Juga: Masih Dalam Pandemi Covid-19, Pemakaman Pangeran Philip Berlangsung Sederhana

Keempat anak mereka – Pangeran Charles, Putri Anne, Pangeran Andrew dan Pangeran Edward – juga hadir di dalam kapel. Pun, seluruh 8 cucu ratu dan almarhum Pangeran Philip. Upacara pemakaman yang berlangsung sederhana itu terasa lebih pribadi bagi keluarga kerajaan yang kerap menjalani kehidupan publik.

Hanya 30 pelayat yang diijinkan menghadiri upacara pemakaman Pangeran Philip yang meninggal dunia pada 9 April 2021 di usia 99 tahun. Seluruh prosesi kerajaan dan upacara pemakaman berlangsung tertutup bagi umum di dalam kompleks Kastil Windsor, tempat tinggal kerajaan tua berusia 950 tahun, sekitar 30 kilometer di barat London. Namun, khalayak umum tetap dapat menyaksikannya karena disiarkan secara langsung di televisi.

Di dalam kapel Gotik abad pertengahan yang telah menggelar pernikahan dan pemakaman kerajaan selama berabad-abad itu, kebaktian berlangsung tenang dan tanpa arak-arakan berlebihan. Pangeran Philip sangat terlibat dalam perencanaan pemakamannya sendiri. Atas permintaannya, tidak ada khotbah. Tak ada pula pidato pujian atau bacaan-bacaan lainnya sesuai tradisi kerajaan.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Pangeran Philip dan Ratu Inggris Elizabeth II ke Indonesia Tahun 1974

Mantan Uskup London Richard Chartres, yang mengenal Philip dengan baik, mengatakan, kebaktian yang berlangsung selama 50 menit itu mencerminkan kecenderungan sang pangeran, yang merupakan sosok beriman tapi lebih menyukai hal-hal yang ringkas dan praktis.

Peti mati Pangeran Philip tiba di Kastil Windsor, Windsor, Inggris pada Sabtu (17/4/2021). (Sumber: Justin Tallis/Pool via AP)

Peti mati Pangeran Philip dibungkus dengan sehelai kain kerajaan, dengan topi Admiral Armada Angkatan Laut dan pedang. Pedang itu diberikan oleh mertua Pangeran Philip, Raja George VI, saat Pangeran Philip menikah dengan Ratu Elizabeth II pada tahun 1947.

Baca Juga: Inilah Sejarah Land Rover yang Membawa Jenazah Pangeran Philip

Seikat rangkaian bunga juga diletakkan di atas peti. Sang ratu sendiri yang memilih bebungaan itu, yang terdiri dari bunga bakung putih, mawar putih kecil, freesia putih, bunga lilin putih, sweet pea putih dan melati. Sebuah catatan juga diselipkan, tapi isinya tidak dipublikasikan.

Ratusan orang berbaris di jalanan di luar kastil untuk memberi penghormatan terakhir pada sang pangeran. Beberapa melambaikan bendera Inggris, lainnya memegang bunga.

“Kami terinspirasi oleh kesetiaan yang tak tergoyahkan Pangeran Philip pada ratu kami, juga oleh pengabdiannya pada negara dan persemakmuran, atas keberanian, ketabahan dan keyakinannya,” kata dekan Windsor, David Corner, dalam sambutannya seperti dilansir dari The Associated Press, Sabtu (17/4/2021).

Baca Juga: Duh, Pangeran Philip Ternyata Pernah Melakukan Kesalahan Memalukan dan Berkomentar Konyol

Selama bertahun-tahun, sosok Pangeran Philip dikenal sebagai pendiri program penghargaan Duke of Edinburgh Awards yang mendorong kaum muda untuk maju dan sifatnya yang blak-blakan, yang terkadang menyinggung sejumlah pihak. Pangeran Philip disebut-sebut tinggal di bawah bayang-bayang sang istri. Namun, kematiannya justru merefleksikan bahwa perannya sesungguhnya jauh lebih besar.

“Jujur saya, sebelumya saya tidak menyadari tingkat kehidupannya selama ini, apa saja yang telah ia lakukan untuk kami semua,” kata Viv Davies, yang datang ke Kastil Windsor untuk memberikan penghormatan terakhir. “Ia sungguh suami yang mengagumkan, kan, buat ratu dan anak-anak mereka? Sungguh luar biasa, dan rasanya kita tidak akan melihat sosok yang seperti ini lagi.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x