Kompas TV nasional wisata

Jika Tak Ada Perlindungan, Hiu dan Pari akan Punah

Kompas.tv - 9 April 2021, 14:05 WIB
jika-tak-ada-perlindungan-hiu-dan-pari-akan-punah
Menyelam Bersama Hiu Di Pulau Mitita (Sumber: kompas.id)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL), Tb. Haeru Rahayu mengatakan hiu dan pari merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang sangat penting. Perannya bagi ekosistem perairan dan kontribusinya bagi ekonomi masyarakat pesisir sangat signifikan. 

“Keberadaan jenis ikan ini di suatu perairan merupakan salah satu indikator kunci kesehatan laut,” ujar Tebe, sapaan Haeru,  di Bandung pada Rabu (7/4/2021) lalu dalam siaran pers. 

Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mengelola sumber daya perikanan, termasuk hiu dan pari, secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

Menyadari pentingnya keberadaan hiu dan pari, Tebe menegaskan KKP melalui Ditjen PRL telah memasukan hiu dan pari ke dalam 20 jenis biota laut  yang menjadi target konservasi nasional pada tahun 2020-2024.

Baca Juga: Mengintip Klinik Ikan Hiu di Banyuwangi

Terlebih, hiu dan pari telah menjadi isu internasional sejak masuknya beberapa jenis hiu dan pari manta dalam Apendiks Konvensi Perdagangan Fauna dan Flora Terancam Punah/CITES sebagai akibat tingginya tingkat pemanfaatan ikan tersebut baik sebagai tangkapan target maupun tangkapan sampingan (by catch).

“Pemerintah Indonesia sangat serius menangani keberadaan hiu dan pari melalui sejumlah kebijakan termasuk pengembangan kawasan konservasi, perlindungan jenis ikan hiu dan pari tertentu yang terancam punah dan pengaturan pemanfaatan melalui kuota,” tegas Tebe.

Karakter biologis yang lambat matang seksual, fekunditas rendah, dan pertumbuhan yang lambat membuat hiu dan pari rentan mengalami kepunahan.

Karenanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam Simposium Hiu dan Pari di Indonesia ke-3 mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama bersinergi melakukan konservasi hiu dan pari di Indonesia. 

Tebe menambahkan, Simposium hiu dan pari yang diadakan secara virtual pada 7-8 April 2021 dengan dukungan Yayasan WWF Indonesia juga merupakan bagian dari upaya konservasi hiu dan pari di Indonesia.

“Simposium ini salah satu upaya kita untuk mengumpulkan masukan ilmiah mengenai kebijakan konservasi hiu dan pari di Indonesia. Kegiatan ini juga bagian dari implementasi Rencana Aksi Nasional Konservasi yang telah disusun,” imbuhnya.

Baca Juga: Akhirnya, KKP Resmi Larang Ekspor Benih Lobster

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x