Kompas TV internasional kompas dunia

Lagi, 16 Demonstran Myanmar Tewas, Jubir Anti-Militer: Hari yang Memalukan buat Angkatan Bersenjata

Kompas.tv - 27 Maret 2021, 17:35 WIB
lagi-16-demonstran-myanmar-tewas-jubir-anti-militer-hari-yang-memalukan-buat-angkatan-bersenjata
Seorang polisi (tengah) mengacungkan senapannya ke arah demonstran penentang kudeta militer Myanmar di Naypyidaw. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

NAYPYDAW, KOMPAS.TV - Aparat bersenjata Myanmar kembali membunuh 16 demonstran pada Sabtu (27/3/2021) waktu setempat. Sementara, pimpinan junta militer menyebut mereka akan terus melindungi masyarakat dan memperjuangkan demokrasi.

Mengutip BBC, dewan militer sedang memperingati Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Sebuah peringatan tembakan “di kepala dan punggung” tersebar bagi para demonstran yang mengganggu perayaan itu.

Meski begitu, masyarakat Myanmar tetap turun ke jalan di berbagai kota-kota seperti Yangon, Mandalay, dan Naypyidaw. Sudah hampir dua bulan sejak warga melakukan protes atas kudeta militer yang berlangsung pada 1 Februari 2021.

Baca Juga: Melihat Lagi Parade Militer Korut, Kim Jong Un Pamer Rudal

Portal berita Myanmar Now menyatakan aparat bersenjata menembaki kerumunan demonstran di luar kantor polisi di pinggir kota Yangon pada Sabtu dini hari. Setidaknya empat orang meninggal dan 20 korban luka-luka akibat tembakan senjata api itu.

Di Distrik Insein Kota Yangon, tiga orang lain tewas dalam demonstrasi. Seorang korban di antaranya berusia di bawah 21 tahun dan bermain di klub sepak bola lokal.

Sementara, empat orang terbunuh di bagian timur Myanmar, tepatnya kota Lashio. Empat orang lain tewas di kawasan Bago dekat Yangon. Dan 1 orang lainnya gugur di bagian timur laut Myanmar, tepatnya di kota Hopin.

“Hari yang memalukan buat angkatan bersenjata,” ujar Dr. Sasa, juru bicara kelompok anti-militer bentukan para pejabat yang dikudeta.

“Jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka baru saja membunuh lebih dari 300 masyarakat sipil yang tak berdosa,” kata Dr. Sasa lagi.

Kelompok aktivis Asosiasi Penyokong Tahanan Politik mencatat, demonstran yang tewas hingga Jumat kemarin saja mencapai setidaknya 328 orang. Data mereka menunjukkan seperempat korban di antaranya meninggal karena tembakan di kepala.

Baca Juga: Sadis, Tiga Pria Rusia Ini Perkosa dan Hancurkan Rumah Korbannya, Disiarkan Live di Media Sosial

Mengutip BBC, data ini menimbulkan kecurigaan soal pembunuhan terarah oleh aparat bersenjata.

Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyatakan berjanji akan menyelanggarakan pemilu ulang setelah upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata, Sabtu (27/3/2021).



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x