Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden Trump Perintahkan Penarikan Sebagian Besar Pasukan Dari Somalia

Kompas.tv - 5 Desember 2020, 06:10 WIB
presiden-trump-perintahkan-penarikan-sebagian-besar-pasukan-dari-somalia
Brigadir Jenderal Damian T. Donahoe, wakil komandan satgas gabungan - Tanduk Afrika, berada di tengah, berbicara dengan prajuritnya medan perang Sabtu, 5 September 2020, di Somalia. (Sumber: Senior Airman Kristin Savage/Combined Joint Task Force - Horn of Africa via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

WASHINGTON DC, KOMPAS TV – Presiden petahana Amerika Serikat Donald Trump hari Jum’at (05/12/2020) memerintahkan penarikan mundur sebagian besar tentara AS dari Somalia, demikian dikatakan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat Pentagon seperti dilaporkan Associated Press.

Penarikan mundur itu adalah bagian dari rencana penarikan pasukan secara global sebelum Trump mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari 2021 nanti, termasuk penarikan pasukan dari Afghanistan dan Irak.

Amerika Serikat saat ini menempatkan 700 tentara yang bertugas membantu kekuatan militer di Somalia mengalahkan kelompok pemberontak al-Shabaab yang terkait jaringan teroris al-Qaida. Misi militer tersebut selama ini mendapat sedikit perhatian di Amerika Serikat namun dipandang sebagai upaya kunci Pentagon dalam skala global membasmi al-Qaida.

Dalam pernyataannya, Pentagon berupaya untuk tidak membesar-besarkan akibat penarikan mundur tentara AS dari Somalia, sementara para pakar memperingatkan penarikan mundur itu akan berakibat buruk bagi keamanan Somalia.

Baca Juga: Serangan Kelompok Ekstremis di Ibu Kota Somalia, 24 Orang Tewas

“Walau ini adalah perubahan postur kekuatan, namun tindakan ini bukanlah sebuah perubahan dalam politik luar negeri AS,” demikian pernyataan Pentagon yang dilaporkan Associated Press. Pentagon menegaskan,”AS akan mempertahankan kemampuan operasi antiterorisme terukur di Somalia, dan mengumpulkan indikator serta peringatan awal akan ancaman terhadap Amerika Serikat,”

Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS hari Rabu (02/12/2020) kemarin mengatakan, masa depan kehadiran pasukan AS di Somalia masih dalam tahap pembahasan.

Seperti dilaporkan Associated Press, Penyesuaian kehadiran tentara AS menurut Milley, “secara relatif hanya akan sejumlah kecil, baik dari sisi jumlah tentara maupun dari sisi biaya,” Milley tidak memberikan keterangan lebih lanjut namun menekankan bahwa AS tetap memperhatikan postur ancaman dari kelompok al-Shabaab yang disebut sebagai “perpanjangan al-Qaida”

“Mereka (al-Shabaab) memiliki jangkauan dan bila tidak mendapat perhatian, mereka bisa melancarkan operasi tidak hanya terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut, namun juga terhadap daratan utama AS,” tutur Milley, sehingga, “mereka tetap perlu mendapat perhatian,” sambil memberi catatan bahwa Somalia tetap merupakan wilayah berbahaya bagi warga Amerika Serikat, seraya memberi contoh bahwa ada seorang agen CIA yang baru saja tewas di Somalia.

Baca Juga: Bom Mobil di Somalia Tewaskan 5 Orang

Anggota DPR AS Jim Langevin mengkritik penarikan mundur tentara AS dari Somalia dan menggambarkannya sebagai “menyerah kepada al-Qaida dan memberi hadiah kepada China,”  Langevin adalah Ketua Ketua Komite DPR AS yang membidangi Intelijen dan Ancaman Militer.

“Saat pasukan AS pergi dari Somalia, akan makin sulit bagi diplomat dan pekerja kemanusiaan untuk membantu menyelesaikan konflik, tanpa kekerasan dan kehilangan nyawa,” Lebih jauh Langevin mengatakan, “Pemilu akan digelar sebentar lagi di Somalia, sementara konflik sedang terjadi di Ethiopia; tidak ada yang lebih buruk daripada meninggalkan mitra kita di saat seperti itu,”

Langevin menekankan, China akan mengambil kesempatan untuk membangun pengaruhnya di wilayah Tanduk Afrika. Pentagon mengatakan, pengurangan pasukan di Somalia bukan berarti berakhirnya operasi antiterorisme disana.

“Sebagai hasil dari keputusan ini, sebagian akan ditugaskan diluar Afrika Timur, walau begitu, sebagian besar akan direposisi ke negara tetangga Somalia agar AS dan sekutu tetap bisa melakukan operasi militer lintas perbatasan dan tetap bisa memberi tekanan pada kelompok ekstrimis yang penuh kekerasan di Somalia,”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA


Jawa Tengah dan DIY

Harga Bawang Naik

26 April 2024, 10:13 WIB

Close Ads x