Kompas TV nasional peristiwa

Brucellosis Jadi Wabah Baru di China, Mirip Covid-19?

Kompas.tv - 24 September 2020, 18:50 WIB
brucellosis-jadi-wabah-baru-di-china-mirip-covid-19
Ilustrasi tes brucella, brucellosis. (Sumber: Shutterstock Via Kompas.com)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV - Belum selesai pandemi Covid-19, sebuah wabah baru menimpa China baru-baru ini.

Ribuan orang terjangkit infeksi Brucellosis yang diduga kuat berasal dari kebocoran pabrik biofarmasi. Munculnya Brucellosis membuat masyarakat dunia khawatir, infeksi ini menyebar seperti Covid-19.

Pakar Zoonosis dari Universitas Gajah Mada I Wayan Tunas Artama pun angkat bicara. Menurutnya infeksi Brucellosis disebabkan oleh bakteri Brucella sp.

Baca Juga: Trump Minta China Tanggung Jawab Karena Covid-19 Tewaskan Warganya

Namun selama ini belum ada kasus pasien infeksi Brucellosis dapat menularkan ke orang lain.

Ia menjelaskan biasanya penularan terjadi dari hewan ternak  seperti kambing, domba, sapi, dan babi ke manusia atau produk hewan seperti susu atau susu kambing yg tidak disterilisasi atau pasteurisasi.

Wayan menilai kejadian Brucellosis di China karena kebocoran industri vaksin untuk hewan karena penanganan yang tidak layak.

Yakni penggunaan disinfektan kedaluwarsa yang menyebar ke lingkungan dan menginfeksi 3.000 orang.

Baca Juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir

Wayan memaparkan manusia yang terinfeksi bakteri ini akan mengalami gejala demam, sakit pada sendi, pusing dan gangguan yang sangat fatal pada hati dan bisa berakibat kematian.

“Pencegahannya bisa dengan vaksinasi pada ternak dan orang yang sakit dapat diobati dengan antibiotik,” ujar Wayan, Kamis (24/9/2020).

Menurut Wayan, kasus merebaknya Covid-19 dan Brucellosis dari China ini menandakan ancaman zoonosis memang ada di depan mata.

Bahkan, pemerintah dan masyarakat juga kewalahan mengantisipasi penyebaran penyakit yang bersumber dari hewan ini.

Baca Juga: Selain di Jamur Enoki, Serangan Bakteri Listeria Juga Ditemukan dalam Semangka

Ia tidak bisa memastikan kapan penyakit ini bisa muncul di wilayah Indonesia.

“Itu sangat terkait dengan globalisasi, transportasi modern, keamanan pangan, industrialisasi, ledakan penduduk di muka bumi ini ditambah dengan perubahan iklim,” kata Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini.

Lebih lanjut Wayan menilai penerapan one health menjadi salah satu solusi penyakit zoonotik.

Sebab, penyebaran penyakit yang bersumber dari hewan selama ini tidak lepas dari kelalaian manusia, yang tidak melaksanakan biosecurity dan biosafety dengan tepat. (Switzy Sabandar)

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x