> >

Meningkatnya Penambangan Bitcoin Sedot Banyak Listrik dan Tinggalkan Sampah Elektronik

Internet | 9 September 2021, 13:16 WIB
Ilustrasi mata uang kripto, Bitcoin. (Sumber: THINKSTOCKPHOTOS)

Lebih lanjut, penambang lantas berlomba-lomba untuk menjadi pihak yang memvalidasi transaksi dan memasukannya ke dalam blockchain.

Setiap kali blok baru yang berhasil ditambahkan ke blockchain sebagai catatan transaksi, para penambang akan mendapat imbalan berupa kepingan Bitcoin.

Untuk itu, penambang membutuhkan komputer yang tangguh dan selalu beroperasi supaya mampu memecahkan soal matematika yang melibatkan serangkaian perhitungan algoritma rumit.

Proses inilah yang kemudian disebut dengan mining atau penambangan hingga menghabiskan listrik dalam jumlah besar.

Baca Juga: Wow, Sejumlah Bioskop di Amerika Serikat Siapkan Pembayaran dengan Bitcoin

Bayangkan jika serangkaian proses itu dilakukan banyak orang dan perusahaan, listrik yang dibutuhkan pun akan semakin besar.

Belum lagi, ada kemungkinan satu orang bisa memasang banyak perangkat, karena semakin banyak komputer yang dipasang bakal memberi peluang yang besar pula untuk mendapat kepingan Bitcoin.

Di samping itu, jaringan Bitcoin pun dirancang untuk membuat soal semakin sulit dipecahkan oleh penambang.

Sehingga, penambang akan memasang lebih banyak perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi, terutama GPU, agar bisa cepat memecahkan perhitungan algoritma dan memenangkan persaingan.

Belum lagi, karena semakin populer, kini banyak pula orang mulai ikut menambang mata uang kripto yang mengakibatkan kebutuhan akan komputer pun ikut melonjak.

Tak hanya perangkatnya, setiap beroperasi, para penambang pun membutuhkan ruangan yang besar dan daya pendinginan yang cukup, mengingat jam kerja terus berputar selama 24 jam

Perlu  diketahui juga, tidak hanya konsumsi listrik yang boros, penambangan Bitcoin juga banyak menghasilkan sampah elektronik.

Hal itu disebabkan oleh perangkat keras yang cepat rusak karena beroperasi terus menerus. Alhasil usia mesinnya rata-rata hanya 1,5 tahun.

Melansir Digiconomist, Kamis (9/9/2021), sampah elektronik dari aktivitas penambangan Bitcoin telah mencapai 8,21 kiloton per tahun. Namun, pada Juni 2021, sampah elektronik dari Bitcoin pernah menyentuh angka 15,15 kiloton.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : New York Times/Digiconomist


TERBARU