> >

Di China Jadi Penyebab Corona, di Yogyakarta Kelelawar Dibacem

Berita daerah | 29 Januari 2020, 16:20 WIB
Sukarwanti menunjukkan codot bacem, makanan khas yang ada di warung makan miliknya di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Yogyakarta, Rabu (29/1/2020). (Sumber: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Sukarwanti menjelaskan codot bacem buatannya dijualnya dengan harga bervariasi, mulai dari Rp7000, Rp8000, dan yang ukuran besar Rp15.000 per ekornya. Para pembeli memang tidak hanya dari  desa Giriharjo, ada juga dari daerah Magelang, Prambanan, Bantul, dan berbagai kota lainnya.

Para penikmat kelelawar ini percaya kuliner tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti asma, diabetes, hingga asam urat. 

"Kadang ada yang pesan di kota Jogja melalui anak saya, lalu diantarkan ke sana," ucap Sukarwati. 

Lebih lanjut Sukarwanti tahu tentang kabar bahwa kelelawar disebut sebagai inang dari Virus Corona. Namun kabar tersebut tidak berpengaruh terhadap penjualan codot bacem. 

Ia percaya jika proses pengolahan codot bacem dilakukan dengan baik maka hasilnya tidak menimbulkan penyakit. Terlebih resep codot bacem ini sudah didapat dari turun temurun.

"Sepengetahuan saya di sana (China) itu tidak dimasak, kalau disini dimasak sampai matang, jadi aman," ucapnya. 

Baca Juga: Pasien Diduga Terjangkit Virus Corona: 2 di Bandung, 1 di Surabaya, 1 di Jambi

Salah seorang pembeli asal kota Wonosari, Anjar Ardityo mengatakan, dirinya sudah beberapa kali mengkonsumsi kelelawar bacem di wilayah Panggang. Menurut Anjar, rasa codot bacem mirip burung puyuh yang digoreng kering.

"Kebetulan pas lewat mampir sekalian, karena kuliner seperti  codot bacem ini tidak setiap wilayah ada. Selain di Panggang, dulu pernah makan di Kecamatan Purwosari," kata Anjar. 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU