> >

Akibat Banjir dan Tanah Longsor, Daerah Pesisir Selatan Sumatra Barat Masih Terisolasi

Sumatra | 13 Maret 2024, 19:20 WIB
TIm SAR Padang melakukan upaya pencarian dan pertolongan korban banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (11/3/2024). (Sumber: Basarnas Padang via ANTARA)

PESISIR SELATAN, KOMPAS.TV - Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), masih terisolasi atau sulit dijangkau karena dampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejak seminggu lalu.

Doni Gusrizal, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan menjelaskan, dalam siaran daring "Teropong Bencana" Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu, disebutkan banyaknya jembatan dan jalan yang putus akibat bencana tersebut menjadi penyebab utama wilayah itu terisolasi.

Tim operasi gabungan darurat bencana mengalami kesulitan dalam menyalurkan bantuan logistik makanan, pakaian, obat-obatan, dan air minum kepada warga korban bencana di wilayah tersebut.

Baca Juga: BMKG: Waspadai Cuaca Esktrem di Wilayah Jawa Timur Periode 12-18 Maret 2024

“Ya, ada beberapa wilayah terisolasi, tapi yang jelas dua di antaranya dalam kondisi terparah yakni Nagari Kuto Rawang dan Kampung Tanjung,” ujarnya.

Meskipun demikian, Pusdalops BPBD Pesisir Selatan belum dapat memastikan jumlah korban dan kondisinya, terutama di dua wilayah tersebut.

Doni menegaskan, timnya sedang berupaya menembus hambatan tersebut untuk mendata dan menyalurkan bantuan ke wilayah terisolasi dengan menggunakan perahu karet dan kendaraan roda dua.

Menurut data dari BPBD, hingga Rabu siang, 33 warga Pesisir Selatan telah menjadi korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor, sementara lima orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim petugas gabungan.

Selain itu, sebanyak 68 ribu keluarga atau 223 ribu jiwa mengungsi ke rumah kerabat atau masjid, gedung sekolah, dan kantor pemerintah yang lebih aman. 

Bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU