> >

Pengakuan Ibu Melahirkan yang Kepala Bayinya Putus di Rahim, Diintimidasi Saat Minta Operasi di RS

Jawa timur | 13 Maret 2024, 11:04 WIB
Ilustrasi bayi (Sumber: Fé Ngô on Unsplash)

BANGKALAN, KOMPAS.TV - Ibu muda asal Desa Panpanjung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, bernama Mukarromah akhirnya melapor ke polisi atas persalinannya.

Dalam laporan itu, disebutkan bahwa Mukarromah melahirkan bayi perempuan dalam kondisi kepala terpisah dengan tubuh atau putus dan tertinggal di rahimnya.

Wanita berusia 25 tahun itu mengungkapkan peristiwa yang dialaminya saat melahirkan itu terjadi di Puskesmas Kedungdung, Kecamatan Modung, Kabupatem Bangkalan, pada Senin (4/3/2024).

Baca Juga: Kata Dinkes soal Kepala Bayi Putus Tertinggal di Rahim: Sudah Meninggal 2 Minggu, Terjadi Maserasi

Mukarromah mengatakan alasan dirinya melaporkan kasus persaliannnya ke polisi untuk meminta pertanggungjawaban pihak puskesmas.

"Saya pengen pertanggungjawaban, beri saya keadilan," kata Mukarromah sambil mengusap air matanya saat ditemui di rumahnya di Desa Panpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Selasa (12/3/2024).

Mukarromah menuturkan bahwa selama ini kondisi kehamilannnya baik-baik saja berdasarkan hasil pemeriksaan rutin di bidang kampung.

Namun, kata dia, kondisi bayi yang dikandungnya belakangan mengalami sungsang saat mendekati proses persalinan pada Februari 2024.

Mukarromah menceritakan, pada hari kejadian, ia datang ke Puskesmas Kedungdung didampingi oleh bidan desa setempat. 

Waktu itu, kondisi Mukarromah sudah berada pada pembukaan empat. Setelah beberapa jam kemudian, pembukaannya meningkat menjadi enam. 

Baca Juga: Kisah Pilu Mukarromah saat Lahiran: Kepala Bayinya Putus dan Tertinggal di Rahim, Awalnya Sungsang

Berada di Puskesmas Kedungdung, Mukarromah menolak untuk melakukan persalinan di sana. Ia meminta agar dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan oleh dokter puskesmas.

Namun, kata Mukarromah, permintaan rujukan tersebut ditolak pihak puskesmas. Alasannya, kata dia, pihak rumah sakit tidak merespons.

“Kata dokter Puskesmas, pihak dokter RSUD Syamrabu Bangkalan tidak merespons sehingga harus ditangani di Puskesmas,” ujar Mukarromah dikutip dari Kompas.com.

Setelah itu, Mukarromah malah dibawa ke ruang bersalin di Puskesmas Kedungdung. Padahal, Mukarromah tidak ingin melakukan persalinan di puskesmas itu.

"Saya dibawa ke ruang persalinan, katanya mau usaha sendiri. Saya gak mau melahirkan ke sini. Saya mau minta rujukan aja, mau operasi. Katanya: Iya, sebentar ya... sebentar terus," ucap Mukarromah.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com, Kompas.id


TERBARU