> >

Ada Sketsa Berwajah Sedih di Surat Pelaku Mutilasi Perempuan Sleman

Kriminal | 23 Maret 2023, 11:46 WIB
Surat Heru Prastiyo usai membunuh dan memutilasi Ayu Indraswari di Sleman, Yogyakarta. (Sumber: Kompas.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pelaku pembunuhan dan mutilasi perempuan bernama Ayu Indraswari di penginapan Sleman, Yogyakarta, Heru Prastiyo (23) meninggalkan surat penyesalan.

Kepolisian menemukan surat penyesalan tersebut di mes Heru bekerja di Ngemplak, Sleman, Senin (20/3/2023) malam. Heru diketahui telah bekerja selama lima tahun di toko penyewaan jas tenda.

Penemuan surat tersebut juga menguatkan dugaan bahwa Heru adalah otak dari pembunuhan dan mutilasi di penginapan itu.

Dalam secarik kertas bertuliskan tangan itu Heru menyesali perbuatannya telah membunuh dan memutilasi korban.

Baca Juga: Sosok Heru Pelaku Mutilasi di Sleman: Mulanya Baik dan Sopan, Berubah Tertutup Sejak Dua Tahun Lalu

Ia juga meminta maaf, menyampaikan bahwa ia telah melakukan tindakan tersebut karena tekanan akibat gengsi dan berjanji untuk melunasi utang-utangnya.

“Kenapa aku melakukan ini, karena aku sering berada di bawah tekanan akibat gengsi,” tulis surat tersebut.

Heru juga menyebutkan dalam surat itu bahwa ia hanya memiliki waktu sekitar 24 jam sebelum memutuskan untuk menyerahkan diri ke polisi atau melarikan diri.

Akhirnya, ia memilih melarikan diri dengan membawa sepeda motor, ponsel, dan uang tunai milik korban, namun ditangkap polisi pada Selasa (21/3/2023) siang di rumah salah satu anggota keluarganya di Temanggung.

Baca Juga: Terungkap! Motif Pelaku Mutilasi Wanita di Sleman: Terlilit Utang Pinjol Rp 8 Juta

“Dengan waktu segitu aku akan memutuskan untuk menyerahkan ke polisi atau lari sebisa mungkin atau lari dari kehidupan ini,” tuturnya. 

Pada lembar sebaliknya, ada sketsa wajah dengan raut sedih dalam surat tersebut. 

Posisi sketsa tersebut berada di akhir usai penulis menyampaikan salamnya kepada orangtua dan anggota keluarga.

"Salam buat keluargaku di rumah dan tolong sampaikan aku telah gagal mendengarkan nasihat kedua orang tuaku," tulis surat itu.

"Masih ada W (adik penulis) yang bisa kalian nasihati jangan sampai seperti saya," ujarnya.

 

"Aku sayang kalian, (gambar sketsa wajah yang terlihat sedih), semoga kita bisa bertemu kembali," akhir surat itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan bahwa Heru ditangkap tanpa perlawanan saat ia tertidur pulas di rumah tersebut.

Baca Juga: Ini Isi Surat Heru Usai Bunuh dan Mutilasi Ayu: Maafkan Aku, Kita Ketemu di Penjara atau Akhirat

“Pada saat proses penangkapannya tidak ada perlawanan sama sekali, karena yang bersangkutan ketika digerebek oleh anggota, dalam keadaan tertidur pulas di salah satu sudut ruangan di rumah tersebut,” ujarnya dalam Kompas Malam Kompas TV, Selasa (21/3).

Dalam konferensi pers, Nuredy menyatakan Heru menghabisi teman kencannya itu karena terlilit utang sebesar Rp8 juta dari aplikasi pinjaman online (pinjol).

"Alasan pembunuhan dilakukan untuk menguasai harta korban karena tersangka terlilit utang pinjol dari tiga aplikasi senilai Rp8 juta," tutur Nuredy.

Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU