> >

Tamu Tasyakuran Kaesang-Erina Dilarang Pakai Batik Motif Parang Lereng, Ini Alasannya

Peristiwa | 5 Desember 2022, 20:42 WIB
Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. Juru bicara pernikahan Kaesang-Erina, Gibran Rakabuming Raka, telah mewanti-wanti para tamu yang akan hadir dalam acara yang digelar di Puro Mangkunegaran, agar tidak mengenakan motif batik parang lereng. (Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Surakarta)

SOLO, KOMPAS.TV - Terdapat catatan bagi para tamu undangan tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono di Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/12/2022) mendatang.

Salah satunya adalah larangan bagi para tamu untuk menggunakan batik bermotif parang lereng.

Juru bicara pernikahan Kaesang-Erina yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah mewanti-wanti para tamu agar tidak mengenakan motif batik itu.

"Untuk masuk Puro Mangkunegaran, para tamu disarankan tidak pakai motif batik parang atau lereng," jelasnya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (5/12/2022).

Baca Juga: Yuk Intip Penampakan Baju yang Akan Dikenakan Kaesang dan Erina di Pernikahan Mereka!

Motif batik parang (Sumber: Kompas.com)

Lantas apa alasan pihak panitia acara pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut melarang tamu-tamu undangan untuk mengenakan motif batik tersebut?

Rupanya larangan itu datang langsung dari Puro Mangkunegaran, tempat digelarnya acara tasyakuran Kaesang dan Erina.

Disitat dari keterangan di situs resmi Puro Mangkunegaran, terdapat motif batik yang tak boleh digunakan orang kebanyakan.

Baca Juga: Usilnya Kaesang saat SMP, Ubah Komputer Windows Jadi Linux, Guru Jadi Tak Bisa Akses!

Seperti di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, motif batik parang adalah motif batik terlarang dan hanya boleh dipakai oleh Adipati dan keluarganya.

Batik parang merupakan salah satu motif batik tertua di Tanah Air. Parang berasal dari kata pereng yang memiliki arti lereng.

Baca Juga: Ketahui Makna 5 Corak Batik Ini: Parang, Kawung, Truntum, Sidoasih, dan Sekar Jagad

Susunan motif "S" tampak berkesinambungan tanpa putus dan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal.

Penggunaan motif "S" juga bukan tanpa alasan. Susunan tersebut diambil dari pola ombak samudra dan berarti semangat yang tak padam.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU