> >

Kisah Di Balik Layar Prambanan Jazz Festival

Gaya hidup | 4 November 2022, 10:23 WIB
(Sumber: mediaindonesia.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Prambanan Jazz Festival (PFJ) merupakan acara musik berskala internasional tahunan yang diselenggarakan di Pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta. Dari tahun ke tahun, acara ini sukses menarik banyak penonton dari berbagai belahan dunia.

Acara yang telah digelar sejak 2015 ini pun mampu membawa artis-artis jazz dari berbagai dunia untuk mengisi acara. Kembalinya konser luring pada Juli 2022 di tahun ke delapan PFJ terselenggara pun disambut antusias para penikmat musik jazz.

Meskipun dibuat konsep yang berbeda karena para penonton harus menggunakan kursi untuk melaksanakan protokol, tetapi PFJ 2022 tetap menjadi kenangan hangat terutama untuk semua pihak penyelenggara.

Hal ini seolah mendobrak matinya beberapa konser akibat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Anas Almi, selaku promotor dari Prambanan Jazz Festival mengaku bahwa mereka menolak untuk berhenti (meniadakan acara). Maka dari itu, pada masa pandemi PFJ tetap dilaksanakan secara virtual dengan total lebih dari lima puluh ribu penonton.

Anas juga mengungkapkan bahwa live streaming tersebut dilakukan selama 14 jam nonstop. Dengarkan perbincangan “Belakang Panggung Prambanan Jazz Festival” oleh Anas Almi dan Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu melalui tautan https://dik.si/BeginuXAnas1  

Lantas, bagaimana Prambanan Jazz Festival bisa tercipta dan apa hambatannya?

Baca Juga: Nonton Prambanan Jazz Festival 2022, Ganjar: Judulnya 2 Tahun Ngampet, Gitu Ya

Ide Prambanan Jazz Festival

Sejak dulu Anas selalu tertarik dengan industri kreatif. Selain itu, saat menjadi bagian dari Pers Mahasiswa, ia  juga menaruh perhatian lebih terhadap konser-konser yang didatanginya untuk liputan. Terkadang Anas mengkritik beberapa konser pada saat itu.

Setelah bekerja, ia masih menggeluti konser yang kala itu sudah bisa mendatangi konser berbayar. Sampai kemudian konser pertama di bawah naungannya pada 2002 terlaksana dengan sukses dan membuat namanya naik sebagai event organizer.

Setelahnya berbagai tawaran terus berdatangan, hingga akhirnya Anas bangkrut pada tahun 2004 dan kembali menggeluti bidang EO setelah tiga tahun lamanya. Saat ia baru kembali menggeluti bidang ini, Anas bertemu Alm. Glenn Fredly dan Tompi dan menginisiasi duet di antara keduanya.

Setelah berusaha bangkit walau terus-menerus merugi, baru pada tahun 2008, Anas membuat label event organizer yang tetap.

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU