> >

Dampak Pergerakan Tanah di Bogor, BNPB: 246 Rumah Terdampak dan 41 Jiwa Mengungsi

Peristiwa | 19 September 2022, 14:22 WIB
BPBD Kabupaten Bogor melakukan kaji cepat terkait fenomena pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Sumber: BPBD Bogor)

BOGOR, KOMPAS.TV - Sebanyak 41 warga Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengungsi ke dua titik lokasi setelah tempat tinggal mereka rusak akibat pergerakan tanah.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Senin (19/9/2022).

Menurutnya, data jumlah tersebut mengacu pada hasil kaji cepat tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor per Senin (19/9).

“Fenomena pergerakan tanah itu berdampak pada 170 KK/647 jiwa. Sebanyak 246 unit rumah terdampak, sedikitnya sembilan unit rumah rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang,” jelasnya melalui keterangan tertulis.

Dua lokasi yang menjadi tempat pengungsian itu meliputi Villa Roso, Kampung Curug, RT 02 RW 09 Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang dan Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Baca Juga: BPBD & BMKG Hanya Bisa Berikan Saran Terkait Bencana Tanah Bergerak, Apa Solusi Pemkab Bogor?

Menurut asesmen sementara, fenonema pergerakan tanah dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan pada Rabu (14/9) lalu.

“Laporan visual didapatkan beberapa ruas jalan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan.”

Beberapa rumah warga juga mengalami kerusakan di bagian dinding berupa retak hingga roboh di beberapa sisi.

BPBD Kabupaten Bogor, lanjut Muhari, telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna penyelamatan warga, pendataan dan melakukan upaya untuk meminimalkan kemungkinan terburuk.

Sementara listrik telah dipadamkan guna menghindari adanya hubungan arus pendek maupun hal lain yang tidak diinginkan.

“Jalan darurat juga sedang dibangun oleh swadaya masyarakat. Kondisi saat ini pergerakan tanah masih terjadi dan situasi masih belum kondusif,” imbuhnya.

Muhari menambahkan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor hingga Rabu (21/9), menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Untuk mengantisipasi potensi ancaman bencana hidrometeorologi basah seperti tanah longsor, BNPB mengimbau agar dilakukan upaya monitoring lereng perbukitan, lereng tebing dan saluran air secara berkala.

Baca Juga: Jalan di Kampung Curug Bogor Retak Cukup Parah Akibat Bencana Tanah Bergerak!

“Untuk meminimalisir potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan.”

“Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu,” tambahnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU