> >

Bocah SD Dipaksa Teman-temannya Setubuhi Kucing Sambil Direkam, Korban Depresi hingga Meninggal

Peristiwa | 21 Juli 2022, 05:23 WIB
Ilustrasi. Bullying atau perundungan tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja. Anak-anak pun tak jarang menjadi korban atau pelaku perundungan. (Sumber: pixabay.com)

TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Seorang bocah kelas V SD berinisial F warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan mengalami depresi hingga akhirnya meninggal dunia.

Penyebab bocah berusia 11 tahun itu mengalami depresi karena ia kerap di-bully oleh teman-temannya. Puncaknya, ia dipaksa oleh teman-temannya untuk bersetubuh dengan kucing.

Baca Juga: 5 Dampak Strict Parents Terhadap Anak: Suka Berbohong hingga Jadi Pelaku Bullying

Tak hanya itu, aksi persetubuhan tersebut direkam oleh teman-temannya menggunakan telepon seluler atau ponsel. Parahnya, rekaman video tersebut disebar.

Akibat menyebarnya rekaman video itu, korban F semakin depresi karena menjadi bulan-bulanan temannya.

Anak kedua dari empat bersaudara itu terus di-bully oleh teman-temannya karena video persetubuhannya dengan kucing.

Ibu kandung korban berinisial T (39) mengatakan, anaknya jadi malu akibat rekaman video persetubuhan yang menyebar itu.

Baca Juga: Tak Terima Jadi Korban Perundungan Temannya, Seorang Remaja Laporkan Kasus Kekerasan yang Menimpanya

Sikap anaknya F pun berubah. Korban jadi sering melamun. Bahkan, korban tidak mau makan dan minum hingga akhirnya jatuh sakit.

Saat menjalani perawatan di rumah sakit, korban F akhirnya meninggal dunia pada Minggu (18/7/2022).

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi," kata T dikutip dari Kompas.com pada Rabu (20/7/2022).

"Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal saat perawatan."

Baca Juga: Polisi Periksa 18 Saksi dalam Kasus Meninggalnya Siswa MTs di Kotamobagu Diduga akibat Perundungan

Menurut T, sebelum anaknya meninggal, korban F sempat mengaku kepadanya bahwa ia dipaksa untuk menyetubuhi kucing.

Aksi tersebut bahkan disaksikan langsung oleh teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam oleh para pelaku.

Ketika sedang depresi dan tak mau makan dan minum, kata T, korban F sempat mengeluh sakit tenggorokan, sampai akhirnya anaknya pun meninggal dunia.

Lebih lanjut, T mengatakan anaknya F selama bermain dengan teman-temannya ternyata tidak hanya di-bully saja, tetapi juga kerap dipukuli.

Baca Juga: Polisi Usut Kasus Dugaan Perundungan Siswa MTs di Kotamobagu, Pihak Sekolah Akui Lalai Awasi Siswa

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," ucap T.

T menambahkan, setelah kejadian itu, keluarga para bocah pelaku perundungan sempat datang ke rumahnya dan meminta maaf.

Pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anaknya F. Ibunda korban meminta agar hal tersebut tidak terjadi lagi

"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ujar dia.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun jadi Korban Perundungan, Kaki Dibakar 3 Remaja!

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, membenarkan adanya kejadian perundungan itu hingga membuat korban meninggal dunia.

Pihaknya bersama petugas Polsek Singaparna Polres Tasikmalaya langsung mengunjungi rumah korban guna memberikan pendampingan psikis untuk keluarga korban.

Selain itu, KPAID juga akan memproses secara hukum kasus ini supaya kejadian yang sama tak terulang kembali ke anak-anak lainnya.

Apalagi, rekaman tak senonoh perundungan anak tersebut sempat menyebar dan menjadi perbincangan publik.

Baca Juga: Kronologi Dino Patti Djalal Di-Bully Netizen hingga Klarifikasi soal Lawatan Jokowi ke Ukraina&Rusia

"Saya dapat informasi, kemudian langsung menuju rumah korban bersama pihak kepolisian serta memberikan pendampingan terapi psikis bagi keluarga korban," kata Ato.

"Betul, sesuai keterangan keluarga korban, anak 11 tahun ini di-bully sampai depresi kemudian meninggal saat rekaman pemaksaan tak senonohnya."

Ato pun menegaskan pihaknya akan memproses hukum terkait kejadian tersebut agar kasus serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.

"Kita juga akan proses jalur hukumnya supaya kejadian ini tak terulang lagi," ucap Ato.

Baca Juga: Polisi Usut Kasus Dugaan Perundungan Siswa MTs di Kotamobagu, Pihak Sekolah Akui Lalai Awasi Siswa

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU