> >

Di Bogor Ribuan Ikan Mati Diduga Tercemar Sianida, Adian Napitupulu Minta Penegak Hukum Usut Tuntas

Peristiwa | 8 Februari 2022, 01:40 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu  (Sumber: (KOMPAS.com/Devina Halim))

BOGOR, KOMPAS.TV -  Ribuan ikan ditemukan mati di aliran Sungai Cikaniki, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Atas temuan itu Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu meminta penegak hukum dan lembaga terkait lainnya mengusut tuntas dugaan pencemaran lingkungan dari tambang emas.

“Saya berharap agar negara, dalam hal ini instansi terkait antara lain Gakum KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan) Kepolisian, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan Kementrian kesehatan serta KPK dan Kejaksaan Agung (jika ada indikasi Korupsi) tidak berdiam diri dan segera bertindak untuk menyelidiki serta memberikan sanksi tegas pada para pelaku pencemaran,” kata Adian Napitupulu, Senin (7/2/2022).

Menurut data pemeriksaan hasil laboratorium yang dimilikinya, Adian menyebut jenis bahan kimia yang mencemari sungai Cikaniki adalah Sianida.

Adian menyatakan, hasil laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi sianida di air sungai tersebut berkisar antara 6,2 ppm hingga 126 ppm atau rata rata ada di angka 49,34 ppm.

Baca Juga: Antisipasi Perubahan Iklim, Ibu Kota Negara Justru akan Merusak Lingkungan, Benarkah? | Rosi

Sementara penelitian laboratorium air sungai tersebut di bagian hulu sebesar 3,975 ppm, di bagian tengah 10,6 ppm, dan di hilir 6,625 ppm.

Menurut Adian, angka dari hasil laboratorium tersebut menunjukkan bahwa pencemaran sianida di air sungai Cikaniki Pongkor sudah melebih ambang batas normal dan berbahaya buat manusia dan lingkungan.

“Pencemaran air sungai Cikaniki dengan kadar sianida yang jauh di atas ambang batas toleransi tersebut sangat membahayakan kehidupan mahkluk hidup di sekitarnya, termasuk manusia,” ucapnya.

Baca Juga: Ada Pembangunan Instalasi Desalinasi Air Laut di Pantai, Krisis Lingkungan Ancam Gili Trawangan

Adian menduga, tercemarnya sungai oleh Sianida adalah karena keberadaan tambang emas. 

Sebab, sianida merupakan komponen kimiawi penting dalam pengelohan emas.

“Dengan demikian maka bisa diduga dengan kuat bahwa pencemaran Sianida di Cikaniki berasal dari pengolahan Emas di Pongkor,” tuturnya.

Dia menyebut satu satunya perusahaan emas yang memiliki IUP Emas di Pongkor adalah BUMN Aneka Tambang yang lokasinya ada di sekitaran sungai Cikaniki Gunung Pongkor, Bogor.

“Apakah pencemaran tersebut dilakukan oleh Antam atau ada pihak lain? Untuk memastikan hal tersebut tentu negara perlu secara serius melakukan penyidikan mendalam,” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, ribuan ikan tiba-tiba mati terjadi di aliran air sungai Cikaniki, Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Dilansir dari TribunBogor, ikan yang mendadak mati tersebut diduga karena aliran air sungai yang tercemar serta menghasilkan bau yang tidak sedap.

Baca Juga: Lahan Bekas Tambang Ilegal Sebelah Bandara direboisasi Tanpa Menutup Lobang Besar

Kepala Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jani Nurjaman membenarkan peristiwa yang terjadi hari Rabu (2/2/2022) kemarin.

Dirinya mendapatkan laporan tersebut dari warga.

"Iya benar. Adanya laporan dari warga. Ikan-ikan yang berada di sungai tersebut mati," ujarnya saat dikonfirmasi oleh TribunnewsBogor.com via sambungan telpon.

Dia melanjutkan, para warga tersebut melaporkan kejadian pada pagi hari.

Menurut Jani, pengakuan warga merasa kebingungan atas hal yang terjadi di aliran Sungai Cikaniki.

"Pas pagi tidak bisa digunakan karena keruh. Karena biasanya warga mencuci, mandi di situ," tambahnya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU