> >

Pandemi Tak Kunjung Usai, Kolam Renang Jadi Kolam Ikan di Gili Trawangan

Wisata | 7 Januari 2022, 20:20 WIB
Usman Ali, salah seorang pengusaha di Gili Trawangan, menebar pelet makanan ikan bagi bibit ikan nilanya di kolam yang semula merupakan kolam renang di utara Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/1/2022). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

“Setiap hari, mereka bisa bawa pulang ikan nila itu 5 – 6 ekor yang besar-besar.”

Tapi  Wak Haji tak bisa berbuat banyak. Lantaran, kompleks akomodasi miliknya yang terdiri dari 12 kamar bungalo dengan dua kolam renang di Gili Air itu kini tak terawat tanpa penjaga. 

Baca Juga: Pulau Party Gili Trawangan Kini Senyap bak Pulau Hantu (1)

Ilustrasi wisatawan mancanegara tengah berjemur di pantai Gili Trawangan. Sebelum pandemi, pulau ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Namun sejak pandemi menghantam pada Maret 2020, pulau ini sepi. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Sebenarnya, dunia pariwisata masih jadi tumpuan asanya mendulang rupiah. Tahun lalu, tak terhitung dana ia gelontorkan demi merenovasi kompleks akomodasinya dengan harapan dapat segera menyambut tetamu wisatawan yang akan datang. 

Sayang, kondisi belum berpihak padanya. Pandemi, sejak mulai menghantam pada Maret 2020, belum juga usai hingga kini.

“Sempat saya renovasi bungalo di Gili Air, tapi (pariwisata) belum buka-buka juga. Ndak ada tamu datang,” keluh mantan Ketua Satgas Gili ini. 

“Lelah kita beli klorin terus,” kekehnya lagi.

Sekadar informasi, klorin merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan untuk merawat agar air kolam renang tetap jernih.

Berbentuk butiran, klorin biasa ditaburkan ke kolam renang selama periode tertentu untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan menjaga air kolam renang tetap jernih.

Baca Juga: Ribuan Turis Padati Gili Trawangan di Malam Tahun Baru: Kalau Bukan Pandemi, Tak Mau Saya Kemari

Sementara ini, ikan-ikan nila di kolamnya berfungsi sebagai pengusir jentik nyamuk. Sesekali, jadi pilihan lauk menu makannya.

Sebab, menguras dan mengosongkan kolam renang bukan pilihan terbaik. 

“Kalau kolam dikosongin dan dikuras airnya, bisa rusak dia,” tutur Dwiky Kusnadi, salah seorang putra Wak Haji, saat ditemui dalam kesempatan terpisah. 

Tempaan terik matahari dan hujan, juga kotoran, bisa cepat mengelupaskan lapisan nat dan keramik dinding kolam. 

Jadi, untuk sementara ini, bagi Wak Haji, tetap mengisi kolam renang dengan air adalah pilihan terbaik. Sampai pandemi usai. Entah kapan.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU