> >

Sejarah Mengerikan Gerbong Maut Bondowoso, Hari Ini 74 Tahun Lalu

Sosial | 23 November 2021, 22:01 WIB
Sekilas tidak ada yang istimewa dari gerbong kereta api yang terpajang di bagian tengah Museum Brawijaya Malang. Terlihat seperti gerbong tua lainnya. (Sumber: Kemendikbud)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sekilas tidak ada yang istimewa dari gerbong kereta api yang terpajang di bagian tengah Museum Brawijaya Malang. Terlihat seperti gerbong tua lainnya.

Gerbong itu berwarna abu-abu. Diam di bawah seng atap cungkup sederhana. Tiang-tiang cungkup terbuat dari pipa besi berwarna kuning, dengan pagar besi berwarna hijau mengelilingi gerbong.

Empat roda besi menyangga gerbong berukuran mempunyai panjang 5,27 meter, lebar 2,82 meter, dan tinggi 3,34 meter.

Di bagian tengah roda, tertulis SS 1920, yang menunjukkan bahwa gerbong itu milik perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda (Staats Spoorwegen) yang dibuat pada 1920.

Dilansir laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada badan gerbong, tepatnya di bagian yang mirip pintu terdapat tulisan GR 10152.

Kode GR merupakan kode yang digunakan untuk gerbong kereta barang yang mempunyai pintu yang dapat ditutup.

Lingkaran hitam juga terdapat di beberapa bagian gerbong.

Baca Juga: Berulang Tahun Hari Ini, Begini Sejarah Kelahiran Korps Marinir TNI AL

Orang-orang mengenal gerbong tersebut sebagai gerbong maut, yang menyimpan sejarah mengerikan.

Hari ini 74 tahun lalu, tepatnya 23 November 1947, puluhan tawanan yang diangkut dengan gerbong tersebut meninggal dunia dengan mengenaskan.

Saat itu, setelah Bagian Keamanan Marinir Belanda atau VDMB (de Veiligheidsdienst van de Mariniers Brigade) berhasil menduduki Bondowoso pada Februari 1947, mereka mulai melakukan pemindahan tawanan.

Mayoritas dari para tawanan yang akan dipindahkan itu adalah pejuang dari Bondowoso, Jawa Timur.

Banyaknya pejuang yang ditangkap membuat kapasitas penjara yang ada di Bondowoso melebihi kapasitas.

Rencananya, sebagian dari para tahanan itu akan dipindahkan ke Penjara Bubutan di Surabaya. Pemindahan tahanan mulai dilakukan pada November 1947.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU