> >

Bakal Ada Pelatihan Penciptaan Gending Bregada Rakyat di Yogyakarta, Apa Itu?

Budaya | 25 Oktober 2021, 16:10 WIB
Tugu Yogyakarta (Sumber: Kemenparekraf)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Seni keprajuritan atau bregada rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian marak dalam satu dekade terakhir. Bregada rakyat di Yogyakarta kerap kali terlihat saat perhelatan seni budaya di kampung-kampung, berbeda dengan bregada Keraton Yogyakarta atau Puro Pakualaman yang khusus tampil saat hajat dalem.

Antusiasme yang tinggi terkait bregada rakyat di Yogyakarta membuat Sekber Keistimewaan DIY berinisiatif menggelar pelatihan penciptaan gending bregada rakyat.

Rencananya, kegiatan yang dilakukan bersama Paguyuban Bregada DIY dan didukung Dinas Kebudayaan DIY ini diadakan di Balai Budaya Karang Kitri Panggungharjo Sewon Bantul pada Minggu (31/10/2021) pukul 09.00 WIB.

Sejumlah pelatih dan narasumber hadir dalam pelatihan penciptaan gending bregada rakyat, antara lain, Nurdianto (trompet, kecer), Arsa Rintoko (ketipung dhodhogdan pui-pui), Lizara Ricky, Oki Priajitama (tambur), Yosi, Wahyu Setyawan (suling) dan Lilik Usman (bendhe). Mereka adalah anggota korps musik atau ungel-ungelan bregada Keraton Yogyakarta. 

Baca Juga: Sentrum Space, Ruang Kreatif Bauran Pertama di Yogyakarta Bikin Kerja dan Main Kian Menyenangkan

Menurut Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra, tujuan dari pelatihan adalah menciptakan gending-gending khas bregada rakyat.

“Selama ini perkembangan gending bregada rakyat terkesan meniru gending bregada Keraton dan Puro,” ujarnya, Senin (25/10/2021).

Oleh karena itu, Hasto ingin pelatihan ini bisa menjadi pembeda serta memunculkan ciri khas bregada rakyat Yogyakarta. Misal, mengaransemen ulang tembang-tembang dolanan rakyat seperti cublak-cublak suweng, gundul-gundul pacul hingga gugur gunung untuk digubah jadi gending bregada rakyat.

Peserta pelatihan adalah anggota kelompok bregada rakyat berbasis kewilayahan khususnya yang selama ini tergabung di korps musik atau ungel-ungelan (maksimal dua orang per kelompok). Peserta wajib mendaftar dan mengisi formulir yang disediakan serta melampirkan surat tugas dari pengurus kelompok.

“Peserta pelatihan terbatas untuk 50 orang,” kata Hasto.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU