Festival Anak Bajang, Hadirkan Harapan dengan Solidaritas dan Kejenakaan
Budaya | 27 September 2021, 09:06 WIBDunia yang diserang pandemi, tetapi sekaligus dunia yang penuh harapan akan solidaritas menuju keceriaan baru.
"Anak Bajang" adalah gambaran dunia yang buruk rupa, tetapi penuh harapan. Meskipun
disingkirkan dan diabaikan karena buruk rupanya, Anak Bajang menghadirkan keceriaan di tengah situasi putus asa. Anak Bajang selalu berikhtiar mencapai kesempurnaan.
"Pandemi COVID-19 telah menampakkan wajah dunia yang buruk-rupa itu. Namun di tengah serba buruknya dunia akibat pandemi, berkembang harapan. Harapan akan kesembuhan dan kesehatan; harapan akan solidaritas untuk kehidupan yang lebih baik. Festival Anak Bajang mau mengusung pengharapan itu," ujar pihak Panitia Festival Anak Bajang melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/9/2021).
Baca Juga: Ramai-Ramai Perupa Yogyakarta Bakal Melukis On The Spot dalam Vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika
Seniman dan Pekerja Budaya di Era Pandemi
Diantara mereka yang terdampak pandemi Covid-19, salah satu yang paling terasa adalah para seniman dan pekerja budaya.
"Festival Anak Bajang membuka kembali harapan akan ruang ekspresi bagi para seniman dan pekerja budaya meskipun masih sangat terbatas akibat pemberlakuan pembatasan kesehatan masyarakat akibat pandemi Covid-19,” kata Kepala Museum Anak Bajang Rhoma Dwi Aria Yuliantri, fikutip dari Kompas.id, Jumat (24/9/2021)
Festival ini juga mengajak semua pihak terlebih pekerja media untuk tetap tangguh dalam menyebarkan optimisme yang menjadi harapan bagi masyarakat.
Festival ini merupakan langkah awal Museum Anak Bajang dalam mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Penulis : Dian Nita Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV