> >

Siswa SMK Meninggal usai Divaksin, Ayah Korban: Sudah Bilang ke Petugas Sakit, Kenapa Masih Disuntik

Peristiwa | 23 September 2021, 20:33 WIB
Ayah dan Ibu kandung Cahyono Putra (17), seorang pelajar SMK di Kabupaten Ciamis, saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Sukamanah, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Rabu (8/9/2021). (Sumber: KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA)

Karena tidak menunjukkan gejala berat, Cahyono diperbolehkan pulang. Ia bisa berjalan kaki dan pulang ke rumah. Tapi, pada malam harinya, kondisinya memburuk. 

Baca Juga: Ratusan Siswa Diketahui Positif Covid-19 saat Kegiatan Belajar Tatap Muka di Jakarta dan Jawa Tengah

Orang tua Cahyono kemudian memanggil dokter untuk menangani kondisi anaknya. Nahas, begitu dokter sampai, pasien sudah meninggal.

"(Pasien) mengalami syok reaksi lambat," ucap dia.

Kusnandi mengatakan, saat kondisi Cahyono menurun, seharusnya pasien dibawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk diinfus.

Sebab pihak medis sudah mengetahui yang harus dilakukan ketika terjadi syok reaksi lambat pasca-imunisasi.

"Seandainya dibawa ke rumah sakit, pasti diinfus dan tertolong," ujar dia.

Baca Juga: Kabar Baik, UNS Janjikan Kuliah S1 sampai S3 Gratis untuk Mahasiswa Peraih Medali PON Papua

Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat yang akan divaksin untuk jujur pada diri sendiri. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat saat divaksin. Kemudian istirahat dan makan yang cukup sebelum divaksin.

Petugas imunisasi pun harus mewanti-wanti para peserta vaksinasi. Jika terjadi sesuatu pasca-imunisasi, segera hubungi nomor kontak yang diberikan saat vaksin atau pergi ke rumah sakit atau puskesmas.

"Petugas imunisasi juga harus lebih teliti. Karena banyak yang kelihatannya sehat (tapi ternyata tidak). Jadinya petugas tertipu," tutur dia.

Baca Juga: Kejar Target 2,5 Juta Suntikkan Vaksin per Hari, Ini 4 Strategi yang Diterapkan Kemenkes

Secara teoretis, sambung Kusnandi, dari satu juta orang yang disuntik, satu orang akan mengalami syok hingga pingsan.

Karena itu, dia mengatakan, setelah divaksin, peserta harus diobservasi, yakni pemantauan gejala klinis yang muncul pasca-vaksinasi selama 15-30 menit.

Jika ada yang mengalami gejala berat, petugas sudah mempersiapkan berbagai langkah agar pasien bisa tertolong.

Baca Juga: Kolaborasi Kompas Gramedia dan Dewan Pers Vaksinasi 10.000 Pekerja Media

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU