> >

Apa yang Bisa Dilakukan jika Anak Anda Mengalami Perundungan?

Sosial | 13 September 2021, 21:01 WIB
Ilustrasi perundungan atau bullying (Sumber: Tribunnews.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Perundungan atau bullying merupakan masalah kronis yang patut disikapi secara serius. Seringkali perundungan terjadi di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya proaktif melindungi anak dari bullying.

Perundungan sendiri dapat berdampak panjang bagi kehidupan anak yang menjadi korban. Bullying dapat menyebabkan banyak konsekuensi mulai dari menurunnya prestasi di sekolah hingga depresi serta cedera fisik.

Target perundungan seringkali merupakan anak yang dianggap lebih "lemah" dari perundung, baik secara sosial ataupun fisik. Perundungan sendiri dapat berbentuk penyerangan fisik, verbal, psikologis, atau bahkan lewat medium siber (internet).

Sebagai orang tua, sebaiknya Anda menyadari tentang risiko bullying dan dampaknya terhadap buah hati Anda. Terbukanya komunikasi juga penting untuk mengetahui kehidupan anak di sekolah.

Baca Juga: Bullying Online Meningkat, Nadiem Dorong Perlindungan Pelajar di Internet Melalui Literasi Digital

Lalu, bagaimana jika ternyata anak Anda di-bully atau menunjukkan tanda-tanda seperti usai mengalami perundungan? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan jika anak Anda mengalami bullying di sekolah sebagaimana disarikan Mayo Clinic.

1. Pastikan keamanan anak.

Keamanan dan kesehatan anak merupakan prioritas terpenting dalam kasus bullying. Jika anak Anda di-bully sampai takut sekolah, biarkan dia merasa aman di rumah.

Dukung anak Anda dengan menjelaskan bahwa Anda memprioritaskan keamanan mereka. Lalu, jelaskan bahwa Anda akan mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuatnya aman dan mengakhiri perundungan.

2. Cari tahu detail bullying.

Mintalah anak Anda untuk menceritakan apa yang terjadi. Cobalah mengerti posisi anak Anda dan memahami intimidasi yang menimpanya. Catatlah kesaksian anak untuk nantinya dibawa ke pihak sekolah.

3. Simpan bukti.

Perundungan yang dialami anak Anda mungkin menyisakan bekas yang bisa menjadi bukti. Seragam yang robek atau barang yang dicoret-coret dapat menjadi bukti yang menguatkan tuduhan Anda.

Jika bullying terjadi secara siber, Anda bisa mengambil tangkapan layar (screenshoot) untuk menyimpan bukti.

4. Hubungi pihak sekolah. 

Beri tahu pihak sekolah mengenai bullying yang terjadi kepada anak Anda. Jika sekolah tersebut dinaungi yayasan atau lembaga yang lebih tinggi, Anda juga bisa menghubungi lembaga yang bersangkutan.

Jika sekolah memiliki peraturan terkait perundungan, Anda bisa mendesak sekolah memberlakukan aturan itu.

5. Tindaklanjuti aduan.

Anda bisa bekerja sama dengan sekolah untuk memastikan bahwa bullying benar-benar berhenti. Sesuai kasus, kerja sama dengan sekolah dibutuhkan untuk menyikapi perundungan dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan bullying.

6. Hubungi penyedia layanan.

Jika perundungan terjadi secara siber, Anda bisa menghubungi penyedia layanan untuk membantu mengakhiri bullying. Misalnya, jika bullying terjadi di media sosial, Anda bisa mengontak pengelola media sosial tersebut untuk melaporkan perundungan siber.

7. Lapor polisi.

Anda bisa lapor polisi jika bullying menyebabkan luka fisik, berbentuk kekerasan seksual, memuat ancaman kekerasan, atau melibatkan pornografi anak.

Sebelum melakukan langkah-langkah di atas, ada baiknya untuk mencari tahu kebijakan sekolah mengenai perundungan. Sebagai orang tua, penting untuk bersikap proaktif agar anak tidak menjadi pelaku atau korban bullying.

Baca Juga: Polisi Tangani Kasus Bullying Remaja SMP di Cilacap

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU