> >

Investigasi ADI: Ribuan Anjing Dijagal Pasar Senen, Pemasok Terbesar dari Jabar

Peristiwa | 12 September 2021, 13:11 WIB
Anjing-anjing yang dijual untuk diambil dagingnya (Sumber:ANTARA ) 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Animal Defender Indonesia (ADI) telah melayangkan somasi kepada pemerintah DKI Jakarta atas ditemukannya penjualan daging anjing di Pasar Senen, Jakarta Pusat.  

"Somasi kepada PD Pasar Jaya telah kami layangkan hari ini, dan tembusan kami kirimkan juga ke bpk Gubernur DKI @aniesbaswedan serta Kementan dan jajaran terkait, demikian penjelasan ADI dalam akun instagramnya, dilihat Minggu (12/9/2021).

Para penyelamat hewan ini kemudian melakukan investigasi. Hasilnya, penjualan daging anjing di PD Pasar Jaya di Pasar Senin, Jakpus ini sudah berlangsung sangat lama, dan bergandengan dengan daging-daging lain di sana.

"Pembiaran ini adalah bentuk dukungan pasif pada hal yang melanggar perundangan, salah satunya UU Perlindungan Konsumen, UU Pangan, serta kemungkinan besar ini adalah pasokan dari sindikat pencurian anjing peliharaan di sekitar Jabodetabek," begitu penjelasan dari ADI.

Mereka kemudian menghitung, satu lapak yang diinvestigasi, mengaku bahwa mereka minimal menjual 4 ekor anjing dalam sehari. Mereka sudah beroperasi lebih dari 6 tahun.

"Mari kita kalkulasi. 6 tahun × 365 hari × 4 ekor = 8.760 ekor sudah mereka jagal dan jual. Belum lagi jika hari-hari raya dan hari-hari besar lainnya."

Baca Juga: Benarkan Ada Pedagang Jual Daging Anjing di Pasar Senen, PD Pasar Jaya Berikan Sanksi Administrasi

Itu baru 1 lapak, di pasar itu ada 3 lapak. Maka 1 pasar saja, dalam 6 tahun, menghabiskan 26.280 ekor anjing. Dan masih banyak titik penjualan lainnya di DKI.

menurut ADI, 26.280 ekor anjing itu tidak mungkin didapatkan dari wilayah DKI sendiri. Tentu, ini didatangkan dari wilayah lain. Jawa Barat adalah pemasok utama. Sukabumi, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu,  adalah daerah pemasok, yang masih ada kasus-kasus rabies tanpa henti.

"Bagaimana DKI mau mempertahankan predikat bebas rabies tapi masih membiarkan praktik jagal anjing ini langgeng di ketiaknya sendiri?"

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU