> >

Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Karakter, Mahasiswa UNY Rancang Buku Saku Anti Bulying

Sosial | 18 Mei 2021, 15:36 WIB
ilustrasi perundungan atau bullying (Sumber: Freepik)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Atas dasar kasus bullying atau perundungan di lingkungan sekolah yang masih terus terjadi, lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang buku saku antiperundungan dengan inovasi media pembelajaran pendidikan karakter berbasis kearifan lokal tepo seliro.

Buku saku ini dirancang oleh Daffa Fakhri Maulana, Awang Nakulanang, Yohana Suryana, Anis Samchati, dan Heri Cahyono.

Baca Juga: Klaster Buka Puasa Bersama, 20 Warga Solo Positif Covid-19

Kelima mahasiswa program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial UNY ini merancang buku saku lantaran masih banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

Padahal, menurut Daffa Fakhri Maulana, masyarakat Jawa memiliki kearifan lokal berupa tepo seliro atau tenggang rasa. Menurutnya, melalui kearifan lokal tersebut siswa dapat menerapkan perilaku empati, peduli, toleransi, dan gotong royong. Sehingga, dapat mencegah terjadinya perundungan antar siswa di sekolah.

Dafa meyakini nilai-nilai tersebut penting untuk dikembangkan menjadi media pembelajaran, khususnya pendidikan karakter di sekolah.

Baca Juga: Ingin Pendidikan Berbasis Internet, Wali Kota Banjarbaru : Harus Menjadi Terdepan

“Apabila nilai-nilai karakter tersebut dapat dikembangkan dengan media pembelajaran pendidikan karakter, tentu saja hal ini dapat menjadi alternatif yang inovatif dalam rangka mencegah dan menekan angka kekerasan di sekolah yang termasuk dalam fenomena bullying,” kata Daffa dikutip dari laman uny.ac.id, Selasa (18/5/2021).

Selain itu, pendidikan karakter berupa antiperundungan ini dinilai penting untuk didapatkan oleh peserta didik. Terlebih, dalam kasus yang sering terjadi korban dan pelaku biasanya merupakan sesama peserta didik.

Buku ini memadukan pengetahuan mengenai perundungan dengan desain grafis yang menarik.

Dalam penerapannya, buku saku ini dapat digunakan sebagai kegiatan belajar mengajar PPKn. Salah satunya dengan memanfaatkan waktu literasi limabelas menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Baca Juga: Selain Pendidikan Agama, Pendidikan Karakter juga Diberikan untuk Anak Panti Asuhan

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU