> >

Berkelahi Saat Rapat, Anggota DPRD Takalar Tersungkur Bersimbah Darah

Peristiwa | 4 Mei 2021, 22:11 WIB
Ilustrasi penganiayaan (Sumber: Pixabay)

TAKALAR, KOMPAS.TV - Insiden perkelahian antar anggota DPRD Takalar terjadi dalam rapat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Takalar pada Senin, (3/5/2021).

Diketahui, Ketua DPC PDI Perjuangan (PDI-P) Takalar Andi Nur Selang memukul dua anggota DPRD Takalar di Ruang Rapat Bamus.

Baca Juga: Remas Payudara Ibu Rumah Tangga, Anggota DPRD Ini Ditahan dan Terancam 9 Tahun Penjara

Kedua korban masing-masing bernama Johan Nojeng dari Partai Bulan Bintang (PBB) dan Bakri Sewang dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Kasubag Humas Polres Takalar, AKP Zein, membenarkan adanya perkelahian tersebut.

Menurutnya, perkelahian itu terjadi sekitar jam 2 siang.

"Kejadiannya sekitar jam 2 siang lewat, saat itu rapat LKPJ kejadiannya," kata Zein dikutip dari Tribunnews.com pada Selasa (4/5/2021).

Zein melanjutkan, dalam rapat tersebut, Andi Nur Selang ditunjuk sebagai wakil ketua panitia rapat LKPJ Bupati Takalar.

Namun, dua orang yakni Johan dan Bakri tidak setuju atas penunjukan tersebut.

Baca Juga: Komnas PA Desak Polisi Tangkap Anak Anggota DPRD Bekasi Terduga Pelaku Pelecehan Seksual

"Dalam rapat, Andi Nur Selang ditunjuk sebagai wakil ketua panitia terkait LKPJ.
Namun, dua orang anggota DPRD Takalar, Johan Nojeng dan Bakri Sewang tidak setuju," ujarnya.

Akibatnya, terjadilah selisih paham antara mereka.

Andi Ellang sapaan dari Andi Nur Selang lantas memukul Johan dan Bakri.

"Terjadilah kesalapahaman dan terjadi insiden tersebut (perkelahian)," ucap Zein.

Perkelahian itu sempat dilerai. Namun, Johan dan Bakri yang tak terima dipukul juga sempat menyerang balik.

Perkelahian baru terhenti setelah salah satu korban Johan Nojenh tersungkur dan kepalanya berdarah.

Ia pun dilarikan ke RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar untuk mendapat perawatan medis.

Baca Juga: Berawal dari Adu Argumentasi, 3 Anggota DPRD Takalar Terlibat Penganiayaan

Sedangkan korban Bakri juga turut dilarikan ke rumah sakit yang sama.

Namun, hanya untuk untuk divisum. Setelah visum, Bakri memilih pulang.

Zein menuturkan, pihaknya masih mendalami dan menyelidiki kronologi kejadian tersebut secara lengkap.

Begitu pula terkait alat yang digunakan oleh untuk memukul kedua korban juga masih dalam penyelidikan kepolisian.

"Tapi kita masih mendalami dan menyelidiki kronologi lengkapnya," tutur Zein.

Menurut dokter yang menangani Johan Nojeng, dr Astri Yul mengatakan, Johan saat ini masih dalam perawatan medis.

Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Diduga Aniaya Lurah Naikoten 1, Puluhan Lurah Geruduk Kantor DPRD

Sebab, Johan mengalami dua luka yakni di bagian kepala dan luka robek di lengan kiri bawah.

Ada juga luka memar di dada kiri atas serta di lengan kanan bawah atas.

Menurut Astri, dari keterangan yang diperolehnya, pasien mengalami luka akibat terkena benda tumpul

"Lukanya terkena benda tumpul, dari deskripsi luka tidak ada luka senjata tajam," ujarnya.

"Korban tadi masih diobservasi di IGD, cuma pihak manajemen rumah sakit usulkan diistirahatkan dulu di kamar perawatan VIP Sakura."

Sementara Bakri Daeng Sewang, kata Astri, mengalami luka ringan memar pada bagian lengan kanan bawah.

Baca Juga: Anggota DPRD DKI Minta Anies Baswedan Terapkan Jam Malam di RT Zona Merah Covid-19 Secara Ketat

"Ada lagi tadi yang satu datang cuma datang visum saja, luka memar sedikit di lengan kanan bawah," kata Astri Yul.

Versi Johan Nojeng

Johan Nojeng saat dikonfirmasi mengatakan insiden pemukulan yang dialaminya terjadi saat rapat.

Ketika itu, kata dia, rapat komposisi pembentukan anggota pansus tersebut awalnya diwarnai debat alot.

"Sebelum insiden pemukulan dengan menggunakan double stick, kami sempat beradu argumentasi terkait pembentukan Pansus LKPJ bupati," kata Johan dikutip dari Tribunnews.com.

Namun, tak lama kemudian, debat tersebut berubah jadi saling pukul antara anggota dewan hingga membuat dirinya terluka.

Baca Juga: Kak Seto Wanti-Wanti Polisi, Kasus Anak Anggota DPRD Bekasi Jangan Sampai Masuk Angin

Keributan itu baru berhenti setelah Johan tersungkur dan bersimbah darah.

"Kepala saya berdarah dengan tujuh jahitan dan satu jahitan di tangan seblah kiri,” ujar Johan.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU