> >

Ahli Farmasi UGM Sebut Racun di Bumbu Sate Misterius Mengandung Sianida dan Berjuluk Silent Killer

Berita daerah | 1 Mei 2021, 12:01 WIB
Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (Sumber: TribunJogja)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan bahwa paket sate bakar misterius yang dikonsumsi NFP (8) memang mengandung racun.

Hal ini pun diakui juga oleh ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr Arief Nurrochmad, MSi, MSc, Apt.

Ia menyebut bumbu kacang dari sate yang dikonsumsi NFP, anak pengemudi ojek online (ojol) dan akhirnya tewas itu mengandung racun jenis C.

Menurutnya, racun jenis C merujuk kepada struktur kimia yang kebanyakan mengandung CN atau sianida.

Namun, bentuk sianida bisa bermacam-macam, semisal gas, kristal, dan cair.

"Racun jenis C merujuk ke struktur kimia dari yang kebanyakan mengandung sianida. Sianida ada yang bentuknya gas, kristal, cair," kata Arief, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: Ciri-ciri Wanita Misterius Pengirim Sate Mematikan di Bantul Diketahui: Kulit Putih, Umur 25 Tahun

Ia menambahkan, jenis racun tersebut memang banyak ditemukan di masyarakat dan rumah tangga.

Semisal di dalam pestisida, racun tikus, racun ikan, dan sebagai penyepuh emas atau perak. 

Walaupun banyak pula ditemukan secara alami di beberapa tanaman, semisal singkong, juga asap rokok.

Ditanya tentang sifat zat racun tersebut, Arief menjelaskan sianida tidak memiliki bau.

Namun, jika dicampur ke dalam makanan atau cairan, rasanya seperti kacang almond pahit atau seperti makanan gosong.

"Memang ini racun yang tidak berbau. Istilah umumnya disebut silent killer," imbuh dia seperti dikutip dari TribunJogja.

Baca Juga: Bumbu Sate Misterius di Bantul Mengandung Racun Jenis C, Ahli Forensik UGM Paparkan Bahayanya

Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, kejadian bermula ketika Bandiman, ayah korban, yang merupakan driver ojek online tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.

Tiba-tiba datang seorang perempuan muda bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.

Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju berwarana krem.

"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya.

Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.

Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.

Baca Juga: Kematian Anak Pengemudi Ojol Dipastikan Akibat Makan Sate Beracun, Polisi Buru Pelaku

"Saya minta Rp 25 ribu, lalu saya dikasih Rp 30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.

Ia pun mengantarkan paket, namun sesampai di alamat yang dituju, rumah orang yang bernama Tomi tersebut terlihat sepi.

Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.

"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu Tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.

Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.

Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan anaknya, Naba yang baru pulang dari masjid. Naba membawa bungkusan gudeg untuk berbuka puasa.

Baca Juga: Polisi Pastikan Sate Pemberian Wanita Misterius yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Bantul Beracun

"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu dan memilih sate yang saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yang besar juga, tapi tidak merasakan apa-apa,” jelasnya.

Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban.

Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.

"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun, tapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya.

Istri Bandiman yang bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yang sama, ia sempat memutahkan sate tersebut.

Titik juga sempat mendapat perawatan dokter dan keadaannya berangsur membaik dan diperbolehkan pulang pada Minggu (25/4/2021) malam.

Penulis : Gading Persada Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU