> >

Belajar Kepemimpinan Lewat "Trilogi Mencari Arjuna" Kreasi Hangno Hartono

Budaya | 6 April 2021, 14:45 WIB
Hangno Hartono, perupa sekaligus budayawan dari Galeri Kahangnan Pringgading, Guwosari, Pajangan, Bantul, menghadirkan pertunjukan wayang sarat filosofi melalui pameran. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

“Dalam konteks ini tidak menyejajarkan Buddha dengan Arjuna. Namun, pencapaian laku spiritual menjadi inspirasi Arjuna sebagai contoh ideal darma dalam kepemimpinan,” ucapnya.

Bukan tanpa alasan Hangno Hartono mengusung tema ini. Trilogi Mencari Arjuna mengedepankan sosok Arjuna  yang  menggambarkan sosok kepemimpinan  yang disebut  "Cakravartin" atau melingkupi cakrawala.

Artinya, seorang pemimpin mempunyai tugas dan fungsi bertanggung jawab terhadap seluruh aspek kehidupan yang disebut Bumi Pati atau bersuamikan bumi dan Praja Pati atau bersuamikan rakyat.

Baca Juga: Unik, Penerima Vaksin Covid-19 Berksotum Wayang

“Praja Pati secara konsep ideologi modern  lebih dekat ke sosialisme dan Bumi Pati lebih ke konsep ekologi  politik,” kata Hangno Hartono.

Dalam sejarah, konsep kepemimpinan "Cakravartin" ini sudah diimplementasikan dalam kekuasaan Jawa. Misal, pada gelar yang disandang oleh Sultan Agung Hanyokrowati dan Sultan Agung Hanyokrokusuma. Kedua gelar tersebut secara eksplisit adalah konsep "Cakravartin".

Dalam Naskah Suryaraja karya Pangeran Sundoro atau Sultan Hamengkubuwono II juga mendesain kepemimpinan "Cakravartin" tersebut untuk raja-raja Kesultanan Yogjakarta. Hal ini terlihat dalam nomenklatur gelar kerajawiannya seperti Hamangkubuwono, Paku Alam, dan Mangkubumi yang sangat memuliakan bumi dan alam.

Menurut Hangno Hartono, konsep kepemimpinan yang berdasar literatur klasik dan khazanah budaya sendiri penting untuk dimunculkan kembali.

“Kita punya konsep kepemimpinan sendiri, citra kepemimpinan ideal klasik ini penting sebagai bahan referensi dalam mencari figur seorang pemimpin,” tuturnya.

Baca Juga: Perajin Wayang Golek Bertahan di Tengah Pandemi

Pameran ini rencananya digelar di kantong-kantong budaya daerah lain. Pameran seni wayang di Yogyakarta ini sekaligus menjadi pameran pamitan sebelum melakukan perjalanan keliling.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU