> >

Geledah Ponpes Putri dan Rumah di Sleman, Densus 88 Temukan Busur dan Anak Panah

Hukum | 3 April 2021, 08:15 WIB
Lokasi ponpes di Sleman setelah digeledah oleh Densus 88 Antitero Mabes Polri, Jumat (2/4/2021) malam. (Sumber: Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo)

SLEMAN, KOMPAS.TV- Sebuah pondok pesantren (ponpes) dan rumah di Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi lokasi penggeledahan yang dilakukan tim Detasemen Khusus (Detasemen) 88 Antiteror Mabes Polri, Jumat (2/4/2021) malam.

Sejumlah barang-barang pun ditemukan dan disita tim antiteror berlogo burung hantu tersebut dari lokasi penggeledahan.

Seperti saat Densus 88 Antiteror yang menggeledah Ponpes Ibnul Qayyim di Gandu, Sendantirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman menyita sejumlah barang seperti laptop, satu set komputer, buku, busur, dan anak panah.

Baca Juga: Rekam Jejak JAD dan MIT, Dua Kelompok Teroris yang Beraksi di Indonesia

Barang-barang itu diduga milik direktur pondok pesantren berinisial AM. Di ponpes khusus putri ini, penggeledahan dimulai setelah shalat Isya dan selesai sekitar pukul 21.30 WIB.

Ketua RT setempat, Agus Purwanto membenarkan sejumlah barang yang disita petugas dalam penggeledahan itu.

"Penggeledahan baru selesai pukul 21.30, yang dibawa laptop, CPU satu set, buku-buku yang banyak, dengan buku tabungan, terus anak panah dua dengan busurnya," kata Agus saat ditemui di lokasi, Jumat (2/4/2021).

Agus mengatakan, barang-barang itu diambil dari ruang direktur pondok pesantren tersebut.

Sebagian barang yang disita juga dibawa dari rumah pribadi direktur pondok pesantren.

"Ruang direktur ponpes dengan rumah pribadi. Barangnya ada di rumah pribadi. Kalau panah, ngga tau kayaknya dari rumah tadi buat latihan pondok," ujar dia seperti dikutip dari Kompas.com, semalam.

Baca Juga: Kapolri Terjunkan Densus 88 dan Gelar Operasi Rutin ke Gereja Lain Usai Bom Bunuh Diri Makassar

Tak hanya rumah pribadi dan ruang direktur, Densus 88 juga menggeledah seluruh ruangan kantor di pondok pesantren itu, kecuali asrama putri.

"Semua kantor diperiksa. Semua ruangan diperiksa kecuali ruang inap tidak. Asrama tidak. Ruang kantor tata usaha, ruang direktur," katanya.

Agus tak bisa memastikan jumlah petugas yang turun menggeledah pondok pesantren tersebut.

Namun, ia memastikan, petugas mengaku berasal dari Mabes Polri di Jakarta.

Saat ditanya apakah ada warga pondok pesantren yang ditahan, Agus mengaku tak tahu.

"Saya nggak tanya, pokoknya saya disuruh menjadi saksi penggeledahan," ujar dia.

Sementara itu, kakak Direktur Ponpes Ibnul Qayyim, M Najib Hisyam mengaku tidak tahu apa-apa.

Saat dirinya datang, sudah ada sejumlah petugas di pondok pesantren.

Baca Juga: Rutan Ambon Minta Bantuan Densus 88 Buru Dua Tahanan yang Kabur

"Saya sendiri enggak tahu, jadi cuma ada kumpul-kumpul Polisi. Ya ada yang masuk, ruang direktur pondok," katanya.

Saat dikonfirmasi tentang barang yang disita, ia mengaku tak tahu apa-apa karena tak diizinkan masuk.

"Tidak boleh mendekat, selain ke ruang direktur ke rumah adik saya. Rumah dinas itu," ujar dia.

Ia juga tidak mengetahui apakah ada yang ditangkap petugas.

"Adik saya tidak ditangkap, tapi kalau suaminya saya enggak tahu. Sore tadi masih ada, ashar masih ada. Karena beberapa hari kan sakit, isolasi mandiri," kata dia.

Baca Juga: Di Aceh, Densus 88 Tangkap Seorang PNS yang Diduga Teroris

Geledah Rumah

Tak hanya ponpes, Tim Densus 88 Antiteror semalam juga menyasar sebuah rumah seorang warga berinsial H di Dukuh Dawukan, Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman yang berada tak jauh dari Jalan Wonosari tersebut.

Ketua RW 05 Dawukan, Kadiyono mengaku tak tahu persis kapan penggeledahan dilakukan. Pasalnya, saat terjadi dirinya tengah tak berada di rumah.

“Saat itu saya ada di luar rumah, pulang sudah ada ramai-ramai. Lalu dilapori kalau Densus 88 melakukan penggeledahan,” sambung Kadiyono.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Makassar, Densus 26 NU: Pelaku Tambah Beban Sosial Warga Bangsa di Tengah Pandemi

Melansir Kompas.com, Kadiyono mengungkapkan, warga berinsial H diketahui tinggal di rumah itu sejak kecil. Meski diakuinya juga kalau H bukan warga asli dusun tersebut.

H pun selama ini, kata dia, juga tak melakukan hal-hal aneh serta sering aktif dalam kegiatan masyarakat.

“Saya saat itu dari jauh lihatnya ada buku-buku dan senjata tajam sepertinya yang disita polisi,” tandas Kadiyono.

Baca Juga: Mulai Gotri hingga Atribut FPI, Ini Barang yang Ditemukan Polisi di Rumah Terduga Teroris di Bandung

Penulis : Gading Persada Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU