> >

Harga Cabai Mahal, Warga Yogyakarta Sulap Atap Rumah jadi Kebun Cabai

Sosial | 25 Maret 2021, 16:53 WIB
Menanam cabai bagi Daliman (48), pemilik kebun atap rumah menghadirkan sensasi tersendiri. (Sumber: KOMPAS.TV/Switzy Sabandar)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sebuah rumah tak jauh dari kawasan Malioboro tepatnya di Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta ini terbilang unik. Atap rumah tersebut disulap jadi lokasi budidaya cabai yang cukup menjanjikan. 

Menanam cabai bagi Daliman (48), pemilik kebun atap rumah menghadirkan sensasi tersendiri. Harga cabai yang sekarang mahal menjadi tidak masalah karena ia bisa memanen cabai dari kebun sendiri.

Daliman membangun rumah tersebut pada 2005. Bagian atap rumah sengaja difungsikan untuk menyalurkan hobinya yaitu budidaya tanaman. 

Bunga anggrek adalah tanaman pertama Daliman. Namun selama lima tahun selalu dilanda kegagalan. Daliman kemudian jatuh hati dengan tanaman cabai.

Baca Juga: Cabai Mahal, Konsumen Pilih Beli Eceran

Di lahan terbuka ukuran 8 ×15 meter persegi ini tumbuh berbagai jenis cabai khas Indonesia, mulai dari cabai merah, hijau, ampai cabai keriting.

Ia mulai intens menanam cabai sejak 2016 dengan modal awal Rp 600.000. Uang itu digunakan untuk membeli benih, polybag, pupuk organik [sekam] dan tanah. Siapa sangka, berkat ketertarikannya, Daliman sudah berkali-kali panen cabai. 

Menanam cabai memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Terutama kala musim penghujan seperti saat ini, bisa mempengaruhi buah dan pertumbuhan cabai. Namun, budidaya cabai dinilai menguntungkan dari segi ekonomi. 

Selain untuk kebutuhan rumah tangganya, Daliman juga menjual ke pasar yang ada di Kabupaten Bantul.

Dua hari sekali, sebanyak dua kilogram, dijual seharga Rp 50.000 hingga Rp 80.000 per kilogram. Selain cabai, ia juga membudidayakan tanaman sayur, seperti kacang panjang, sawi, terung. Ia menjual sayuran itu ke warung-warung.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU