> >

Cerita Kakak Beradik di Madiun yang Nekat Jual Soto Semangkuk Rp 1.000

Sosial | 5 Maret 2021, 11:28 WIB
SOTO MURAH—Duo pemuda kakak beradik, Sugianto-Agus berjualan soto super murah Rp 1.000 satu mangkok di depan SMAN 6 Kota Madiun, Jawa Timur. (Sumber: KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)

Di tengah kesulitan yang dialami banyak orang, Sukatmi, ibunya memiliki ide agar ia bersama adiknya berjualan makanan yang enak namun harganya sangat terjangkau oleh masyarakat.

“Setelah berdiskusi dengan adik saya lalu kami putuskan berjualan soto murah sejak 31 Desember 2020. Jualan itu akan membantu orang-orang yang lagi kesusahan di masa pandemi,” kata Sugianto.

Baca Juga: Rencana Pembangunan Pasar Muamalah di Madiun Ditolak Warga

Selain untuk menghidupi keluarga, mereka juga ingin membantu warga yang kesusahan di masa pandemi agar bisa mendapatkan harga makanan yang murah.

 “Kami juga ingin membantu warga yang tidak mampu agar mereka mudah dan murah mendapatkan makanan untuk sarapan di pagi hari. Bahkan kalau ada orang yang tidak mampu kesusahan makan kami undang makan dan tidak usah bayar alias gratis,” kata Sugianto.

Meski begitu, saat awal membuka usaha soto murah ini tak banyak pembeli yang datang. Namun setelah sepekan berlalu, banyak orang yang mulai datang untuk mencoba soto seharga Rp 1.000 tersebut.

Walau harganya seribu, penampilan soto murah ini memang layak dicoba. Tidak hanya berisi kuah soto dan nasi saja, ia juga memberikan suwiran ayam, potongan sayur kubis dan sedikit sambal bagi yang menyukai rasa pedas.

Baca Juga: Artis TikTok Bikin Kerumunan di Madiun, 10 Orang Diperiksa

Mereka juga menyadari, kalau berjualan soto dengan harga seribu memang tidak mendapatkan keuntungan.

Maka dari itu, mereka menjual gorengan, sundukan usus ayam dan minuman supaya mendapatkan sedikit keuntungan.

“Kami datang pagi untuk menggoreng tempe dan tahu serta racik-racik bahan dan bumbu soto dahulu,” kata Sugianto.

“Kalau kami berjualan soto semangkuk harga Rp 1.000 hanya balik modal saja alias impas. Keuntungannya dari hasil jual gorengan, sundukan dan minuman,” tambah Sugianto.

Baca Juga: Di Kota Madiun, Gerbong Kereta Api Disulap jadi Ruang Isolasi Pasien Covid-19

Dengan modal awal Rp 1 jutaan dari tabungan semasa kerja menjadi pelayan di angkringan, kini mereka bisa meraup omset Rp 400.000 hingga Rp 450.000.

“Omset kotor dalam sehari berkisar Rp 400.000 hingga Rp 450.000,” ujar Sugianto.

Lantaran harganya yang super murah itu, soto duo pemuda ini sering ludes sebelum jam 11.00.

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV


TERBARU