> >

Pengusaha Batam Haji Permata Tewas Ditembak Petugas Bea Cukai, Berawal Penyelundupan Rokok

Peristiwa | 16 Januari 2021, 21:40 WIB
Kedatangan jenazah pengusaha Batam Haji Permata. (Sumber: TRIBUNBATAM/ARGIANTO)

BATAM, KOMPAS.TV – Pengusaha asal Batam, Haji Permata tewas ditembak petugas bea cukai di perairan Tanjung Bakong Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau.

Kabar soal tewasnya mantan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam yang juga pemilik Hotel Oasis Batam itu disampaikan salah satu sahabat Haji Permata.

"Ia benar saat ini jenazahnya akan dibawa ke Batam dari Tembilahan," ujar salah seorang sahabat Haji Permata yang enggan menyebutkan namanya sebagaimana dikutip dari TRIBUNBATAM.id, Jumat (15/01/2021) sekira pukul 14.00 WIB.

Baca Juga: Dua Orang Tewas Akibat Bentrok Saling Klaim Kepemilikan Tanah

Ketua KKSS Tak Terima

Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam Masrur Amin tak tinggal diam dengan tewasnya Haji Permata.

Dia menduga Haji Permata meregang nyawa dalam baku tembak dengan Petugas Bea Cukai.

Tokoh masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) itu, kata Masrur, tewas di Perairan Senayang.

KKSS Batam pun berencana membawa permasalahan ini ke jalur hukum. Sebab tidak hanya Haji Permata saja yang tertembak dalam kasus tersebut.

Dua orang anggotanya juga menjadi korban dalam aksi petugas di laut tersebut.

Jenazah Haji Permata dibawa menggunakan kapal pompong dari Tanjung Bakong Tembilahan, Indragilir Hilir, Riau ke Batam melalui pelabuhan rakyat Tanjung Sengkuang.

Kedatangan jenazah Haji Permata disambut Isak tangis ratusan warga dan sanak saudara di pesisir laut Tanjung Sengkuang. 

"Dari Tanjung Sengkuang, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri guna melakukan autopsi dan selanjutnya disemayamkan di rumah pribadi di perumahan Bela Vista," ujarnya.

Korban sendiri berjumlah 3 orang. Satu orang meninggal dunia atas nama Haji Permata. Sedangkan dua lainnya mengalami luka-luka dan belum diketahui identitasnya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Mojokerto, Dia Pengusaha Biro Haji dan Umrah

Penjelasan Bea Cukai

Sementara itu, Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu Syarif Hidayat dalam siaran pers, Sabtu (16/1/2021), mengatakan pihaknya menggagalkan penyelundupan rokok ilegal di perairan Pulau Buluh, Riau.

Penggagalan terjadi usai patroli laut Bea Cukai melakukan aksi pengejaran terhadap kapal-kapal penyelundup.

Tercatat 4 buah kapal bermesin 6 x 250 PK tanpa nama dan satu lainnya kapal bermuatan orang banyak yang membawa rokok selundupan.

Syarif mengatakan, kecurigaan bermula ketika ada pergerakan empat HSC beriringan dan cocok dengan informasi intelijen yang diperoleh.

"Petugas kemudian melakukan pembuntutan dari perairan Pulau Medang Lingga. Namun, karena mereka menggunakan mesin dengan kapasitas di atas kelaziman, maka petugas tidak berhasil melakukan pencegatan," kata Syarif.

Baru pada pukul 09.30 WIB, kapal patroli Bea Cukai kembali mengidentifikasi keberadaan HSC yang membawa rokok ilegal di perairan Sungai Bela, Indragiri Hilir dari arah Kuala Lajau.

"Setelah meyakini, petugas memerintahkan HSC tersebut untuk berhenti namun tidak dipatuhi dan bahkan berusaha untuk menabrak kapal patroli petugas,” ungkap Syarif.

Karena melakukan perlawanan, petugas Bea Cukai memberikan peringatan melalui sirine dan perintah lisan melalui pengeras suara.

Sayang, HSC masih menghiraukan peringatan tersebut.

Tak pantang menyerah, kapal BC 10009 terus melakukan pengejaran terhadap HSC yang masuk ke arah Sungai Belah walaupun HSC tersebut melakukan manuver berbahaya.

"HSC tersebut berupaya menabrak kapal BC 10009. Meski demikian, Kapal BC 10009 tetap melakukan pengejaran hingga akhirnya anak buah kapal satu dari empat HSC tersebut kabur dengan cara melompat ke air," cerita Syarif.

Baca Juga: Polisi Tembak Mati Bandar 25 Kg Sabu

Penyelundupan Rokok Ilegal

Setelah dilakukan pemeriksaan, Bea Cukai mendapati sejumlah tumpukan karton berisi rokok ilegal yang ditutup terpal.

Upaya para penyelundup melawan hukum dengan petugas Bea Cukai tidak berhenti di situ.

Sekitar pukul 09.40 WIB, dua kapal HSC lainnya yang sebelumnya kabur justru kembali ke arah HSC yang tengah diperiksa petugas Bea Cukai.

Dua kapal itu berniat untuk merebut kembali HSC dan rokok selundupan yang sudah dikuasai Bea Cukai.

Kapal BC 10009 dengan dibantu kapal BC 15040 dan BC 15041 mencoba menghalau kedua HSC itu.

Selanjutnya, sekelompok mafia penyelundup ini mengerahkan belasan orang lagi menggunakan kapal pancung.

Bea Cukai menduga, hal itu sengaja disiapkan untuk melindungi empat kapal penyelundup.

Mereka melempari kapal BC 10009, BC 15040, BC 15041, dan HSC yang dikuasai Bea Cukai dengan bom molotov, mercon, serta kembang api.

Tembakan peringatan beberapa kali dilakukan Satgas Patroli Laut Bea Cukai.

Peringatan itu tetap dihiraukan. Justru massa secara brutal menyerang petugas dengan senjata tajam, sambil berupaya merangsek masuk ke HSC yang telah dikuasai Bea Cukai.

Saat itu, kapal bea cukai hanya dikawal oleh 4 orang petugas. Pada satu kesempatan, kelompok penyerang tersebut berhasil menyandarkan kapal pancung mereka ke HSC yang dikuasai oleh petugas dan menyerang dengan menggunakan senjata tajam.

“Dalam keadaan terdesak dan keselamatan jiwanya terancam maka petugas melakukan pembelaan diri dan terpaksa melakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku yang menyerang petugas Bea Cukai,” sebutnya.

Singkat cerita setelah situasi lebih kondusif, Satgas Patroli Laut Bea Cukai berupaya mencari dan menyelamatkan awak kapal HSC yang sebelumnya terjun ke air, namun tidak mendapatkan hasil.

Baca Juga: Update Gempa Sulawesi Barat, Korban Tewas Berjumlah 46 Orang

Satgas Patroli Laut Bea Cukai kemudian membawa 2 unit HSC tanpa awak berisi rokok ilegal.

Jumlahnya lebih dari 7,2 juta batang dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 7,6 miliar ke Tanjung Balai Karimun.

"Yang mengejutkan, dalam pencacahan juga ditemukan dua karung berisi batu dan kayu yang sepertinya disiapkan untuk melakukan perlawanan atau penyerangan kepada petugas," kata Syarif.

 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU