> >

Ngayogjazz 2020 Justru Makin Mendunia, Ini Buktinya

Berita daerah | 16 November 2020, 16:49 WIB
Ngayogjazz 2020 (Sumber: istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Memasuki tahun ke-14, Ngayogjazz justru kian mendunia. Bagaimana tidak? Biasanya perhelatan musik jazz ini digelar secara luring di desa yang ada DIY.

Pandemi Covid-19 membuat Ngayogjazz tahun ini tidak bisa demikian. Namun, justru keberadaan Ngayogjazz bisa ditonton penikmat jazz di seluruh penjuru dunia karena live streaming melalui www.ngayogjazz.com.

Meskipun demikian, keseluruhan konsep acara serupa dengan perhelatan pada tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, Karang Tanjung, Pendowoharjo, Sleman menjadi lokasi Ngayogjazz 2020.

Baca Juga: Seniman Djaduk Ferianto Meninggal Dunia

Ngayogjazz daring bukan sekadar live streaming konser musik. Di dalam website Ngayogjazz akan menampilkan peta ilustrasi lokal sehingga penikmat musik jazz dapat memilih dan mengakses panggung yang ingin disaksikan serta berbagai informasi dan atraksi lainnya.

Tema yang diangkat dalam Ngayogjazz 2020 adalah Ngejazz Tak Gentar yang menjadi upaya menjawab tantangan zaman supaya perhelatan tetap berlangsung. Terlebih selama Ngayogjazz bukan hanya menyajikan jazz sebagai komoditas utama, melainkan sebagai ruang pertemuan dan reuni kecil di Yogyakarta.

“Tahun ini menjadi kritik bagi kami sehingga bisa menggelar Ngayogjazz mengikuti zaman,” ujar Vindra Dhiratara, Board Of Creative Ngayogjazz, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Senin (16/11/2020).

Waktu penyelenggaraan Ngayogjazz 2020 juga lebih lama ketimbang biasanya, yakni digelar selama tiga hari, 19 sampai 21 November 2020. Vindra mengatakan saat peluncuran website pada hari pertama, sistem yang digunakan untuk mengakses Ngayogjazz akan mempermudah pengguna, sehingga semua kalangan bisa dengan mudah menonton.

Pada hari kedua, Ngayogjazz 2020 akan menampilkan film pendek yang mengangkat kesenian tradisional di Karang Tanjung. Sementara, pada hari terakhir konser musik jazz di Karang Tanjung menghadirkan sederet musisi jazz dalam negeri. Sementara, musisi jazz dari luar negeri mengirimkan penampilannya dalam format video dan ditayangkan via daring.

Musisi yang berpartisipasi dalam Ngayogjazz 2020, antara lain, Idang Rasjidi, Ligro Trio, Nita Aartsen Quatro feat Rubem Farias  dan Made Wardana, Bonita dan Adoy bersama Denny Dumbo dan Silir Wangi, Bintang Indrianto feat Sruti Respati & Eugen Bounty, Brayat Endah Laras, KuaEtnika, White Shoes And The Couples Company, Nationaal Jeugd Jazz Orkest and Ruben Rein (Belanda), MLD Jazz Project Season 4, komunitas jazz se-Nusantara.

Dukuh Karang Tanjung, Sunarto, mengatakan Ngayogjazz pernah digelar di Karang Tanjung pada 2015. Tahun ini, kegiatan akan digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 yang sangat ketat.

“Kami tidak menerima pengunjung dari luar pedukuhan sebab yang bisa masuk hanya tamu undangan dan para artis, kami juga sudah berkoordinasi dengan penyelenggara, tamu dari luar daerah minimal membawa surat hasil rapid test,” ucapnya.

Karang Tanjung ini merupakan desa wisata berbasis kampung iklim sehingga masyarakatnya memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup, serta aktif dan tanggap dalam adaptasi terhadap perubahan iklim.

Banyak potensi budaya yang bisa dieksplorasi di Karang Tajung, seperti, bregada, rampak mban, hadroh, dan beksan wanara. Selain itu, potensi UMKM pun berkembang pesat, seperti perajin pot dari sepet kelapa dan aneka kudapan dari jamur. Di tempat ini juga bermunculan homestay yang dikelola warga desa.

Baca Juga: Mengenang Musisi Benny Likumahuwa, Mengabdi untuk Jazz Indonesia

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengungkapkan perhelatan Ngayogjazz 2020 yang digelar secara daring tidak lantas membuat multiplier effect menyusut.

“Pengunjung secara luring memang berkurang, tetapi seluruh penjuru dunia bisa menyaksikan Ngayogjazz 2020, sehingga jangkauan informasinya lebih luas,” kata Singgih.

Ia merasa optimistis Ngayogjazz 2020 justru menjadi media promosi menyongsong Ngayogjazz 2021 yang lebih besar.

Direktur Erasmus Huis, Yolande Melsert, menuturkan dalam Ngayogjazz biasanya Erasmus Huis membawa artis muda untuk tampil di Indonesia. Tujuannya, supaya mereka bisa memiliki pengalaman baru di negara lain.

“Tetapi sekarang tidak mungkin karena pandemi, jadi kami melakukan via daring,” ucapnya.

Rencananya, jika Ngayogjazz 2020 digelar secara luring, artis muda yang dibawa Erasmus Huis akan berkolaborasi dengan Raisa.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU