> >

Pencarian Exoplanet dan Alien Bukan Hal Baru, Ini Kata ISSS

Berita daerah | 28 Oktober 2020, 10:25 WIB
Riset ISSS ke The National Astronomical Research Institute of Thailand (NARIT) - Observatorium Nasional Thailand (TNO) (Sumber: istimewa)

Berdasarkan informasi terpercaya yang dihimpun ISSS, Indonesia juga akan memiliki observatorium serupa yang merupakan program dari LAPAN bersama Pussainsa LAPAN, Astronomi ITB, serta Fisika Udana. Teleskop berdiameter 3,8 meter ditargetkan terpasang pada akhir 2021.  

“Rencananya, tahun depan masih pada tahap peresmian dan dimulainya berbagai proyek unggulan dari LAPAN berkenaan dengan daftar target dari kurikulum kegiatan pengamatan ilmiah,” ucap Venzha Christ.

Lantas, apakah Indonesia akan benar-benar mampu untuk mengadakan riset ilmiah yang berkaitan dengan pencarian exoplanet?

Ia menilai, semua teleskop dengan diameter besar memungkinkan untuk mengamati exoplanet. Pengamatan exoplanet memiliki beragam metode, seperti, radial velocity method, transit photometry method, astrometry method, microlencing method, timing variation method, dan direct imaging method.

“Nah kemungkinan dengan teleskop yang akan dipunyai oleh negara kita nanti, tidak akan bisa untuk melakukan semua metode tersebut, jadi pasti akan ada paduan atau kolaborasi ilmiah dengan pengamatan dari observatorium lain (negara lain) untuk kemudian bisa diperlebar lagi area pengamatannya supaya lebih akurat,” kata Venzha Christ.

Terkait pemberitaan di media massa yang menyebutkan kata pencarian alien, Venzha Christ menuturkan narasumber dari LAPAN tidak pernah mengatakan kata alien.

“Sebenarnya juga tidak akan menjadi masalah karena arti kata alien dalam sains adalah sebuah entitas yang belum diketahui keberadaannya dan belum bisa didefinisikan secara pasti baik bentuk maupun unsur penyusun kimianya,” tuturnya.

Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, Simulasi Hidup di Mars Akan Digelar di Jogja

Meskipun demikian, masyarakat atau publik secara umum (awam) memiliki kecenderungan menggunakan terminologi alien mengacu pada sebuah imajinasi bentuk humanoid yang sering dilihat pada banyak film fiksi ilmiah.

Venzha Christ berpendapat, berita itu menjadi viral karena imajinasi publik mengenai sebuah masa kapan manusia di Bumi bisa segera melihat alien dalam wujud aslinya.

Dalam hal ini sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan, hanya saja  ia menyarankan sebuah pemberitaan sebaiknya juga disertai dengan sebuah pemahaman dan landasan teori yang benar sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan berpotensi menghasilkan hoaks.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU