> >

Ikan Wader yang Enak Digoreng Itu Kini Terancam Punah

Kampus | 10 Mei 2023, 10:57 WIB
Sejumlah indukan ikan Wader Pari (Rasbora lateristriata) di Laboratorium Histologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (4/2/2020).(Sumber: Kompas.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikan Wader (Rasbora lateristriata) yang biasa hidup di sungai-sungai kecil dan menjadi santapan masyarakat, kini terancam punah. Bahkan, statusnya dapat meningkat menjadi kritis jika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis  sehingga tidak cocok untuk berkembang biak.

Demikan disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc., saat memaparkan pidato pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM)  berjudul "Tantangan Peningkatan Produksi dan Pelestarian Sumber Daya Ikan Asli Perairan Darat Indonesia," di Balai Senat UGM, Selasa (9/5/2023) dikutip dari situs UGM .

Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian ini menyebutkan terdapat sejumlah faktor utama yang mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat termasuk ikan wader.

Ancaman tersebut sangat tinggi dengan jenis yang cukup beragam. Salah satunya adalah cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan misalnya menggunakan alat tangkap yang merusak seperti memakai setrum atau kejut listrik.

Baca Juga: Nikmati Nasi Tiwul di Tepi Berantas dengan Ikan Wader dan Sayur Lodeh

Selain itu, perliaku pemancing ikan maupun penggemar ikan yang kurang bertanggung jawab seperti melepaskan spesies ikan tertentu yang berakibat pada penurunan populasi ikan mangsa. Lalu, introduksi spesies asing yang invasif bisa menjadi kompetitor atau predator ikan asli.

“Spesies ikan yang berstatus rentan yaitu ikan wader (Rasbora lateristriata) bisa menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak. Demikian halnya ikan yang berstatus risiko rendah bisa menjadi rentan jika tingkat penangkapan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi,” kata Djumanto.

Perlindungan dan pelestarian terhadap ikan asli dikatakan Djumanto dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, dan modifikasi habitat pemijahan.

Terkait modifikasi pemijahan, Djumanto menjelaskan bahwa sebagian besar ikan memijah bertepatan saat musim hujan ketika tersedia air yang melimpah dan kualitasnya baik.

Sementara pada ikan wader pari (Rasbora lateristriata) yang mendiami sungai Ngrancah, pemijahan terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau ketika suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU