> >

Dosa-Dosa Josep Bartomeu, Bikin Barcelona Krisis hingga Biarkan Messi Hengkang Gratis

Kompas sport | 11 Agustus 2021, 04:00 WIB
Mantan Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu. (Sumber: cope.es)

BARCELONA, KOMPAS.TV - Sepanjang sejarah FC Barcelona, era kepemimpinan Josep Maria Bartomeu bisa dikatakan yang paling buruk. 

Selama menjabat sebagai presiden Barcelona semenjak menggantikan Sandro Rosell pada 2014 silam, Bartomeu sempat memimpin hingga akhir bulan Oktober 2020 silam. 

Karena beberapa 'dosa-dosa' yang telah dia lakukan selama 6 tahun menjabat, puncak gunung es masalah finansial Barcelona semakin jelas terlihat di tengah kondisi pandemi. 

Kini, presiden baru Barcelona, Joan Laporta terkena imbasnya dan harus membereskan imbas dosa-dosa Bartomeu. 

Salah satu yang paling mutakhir adalah kepergian Lionel Messi. 

Baca Juga: Lionel Messi Resmi Jadi Pemain PSG

Secara tidak langsung, hengkangnya Messi dari Barcelona adalah dampak dari kebijakan yang diambil Bartomeu. 

Messi gagal memperbarui kontraknya yang habis pada 30 Juni 2021 silam, karena regulasi gaji yang sudah ditentukan La Liga. 

La Liga memberikan limit pengeluaran gaji berbanding pemasukan di angka 70 persen, sementara beban gaji Barcelona meningkat sebesar 50 persen dari periode 2017-2020 alias pada masa kepemimpinan Bartomeu. 

Bartomeu mengambil langkah jor-joran dalam mengontrak pemain macam Philippe Coutinho, Osmane Dembele, hingga Antoine Greizmann.

Melansir Salary Sport, Blaugrana harus mengeluarkan setidaknya 63 juta pound tiap musimnya hanya untuk ketiga pemain tersebut. 

Laporta bahkan menjelaskan, jikapun Messi menandatangani kontrak baru tanpa menerima sepeser pun gaji, beban gaji Barcelona masih di angka 95 persen. 

Berikut beberapa 'dosa' Bartomeu yang menyebabkan Barcelona jatuh ke jurang krisis finansial dan membuat Messi hengkang secara gratis.

1) Boros Beli Pemain

Semasa kepemimpinan Bartomeu, Barcelona telah membeli 34 pemain dengan total pengeluaran lebih dari 1 miliar euro. 

Philippe Coutinho menjadi pembelian termahal saat ditebus dari Liverpool dengan uang sebsar 145 juta euro.

Disusul Ousmane Dembele (130 juta), Antoine Griezmann (120 juta), serta Frenkie de Jong (75 juta). 

Hanya untuk gaji keempat pemain tersebut, Barcelona harus mengeluarkan uang sebesar 1,6 juta euro atau senilai Rp27 miliar tiap pekannya. 

Mundo Deportiva melaporkan Barcelona meraup pemasukan hingga 990 juta euro pada musim 2018/19.

Tetapi musim lalu, turun 14 persen menjadi 855 juta saat pandemi virus Corona menyerang. 

Belum laporan keuangan di akhir tahun lalu yang menyebut hutang hingga 1,1 miliar euro. 

Laporta selaku presiden baru Barcelona mengakui bahwa kondisi finansial klub warisan rezim Bartomeu sangatlah buruk. 

"Manajemen klub sangat buruk. Kami tidak memiliki ruang untuk memanuver gaji. Sementara kami harus mengikuti Financial Fair Play," kata Laporta dalam konferensi pers, Jumat (6/8/2021). 

"Angka-angkanya lebih buruk dari apa yang telah diberitahukan kepada kami dan apa yang telah kami prediksi berdasarkan angka resmi."

Baca Juga: Messi Tetap Tidak Bisa Main untuk Barcelona, Meski Tanpa Digaji? Ini Penjelasan Seorang Kolumnis

2) Konflik dengan Messi

Isu kepergian Messi dari Barcelona sudah mencuat sejak musim lalu, sebelum kontraknya habis. 

Dalam konferensi pers peripisahannya dengan Barcelona pada Minggu (8/8) kemarin, Messi mengonfirmasi ingin hengkang musim lalu, di kala Bartomeu masih memimpin. 

Saat itu, Barcelona bisa saja mendapatkan biaya transfer Messi sekaligus mengurangi beban gaji, tetapi Bartomeu menolak ide tersebut, hingga mengancam Messi ke ranah hukum jika tetap memaksa pergi. 

Akan tetapi, Messi memilih bertahan satu musim hingga kontraknya habis. 

Kendati Messi ingin bertahan setelah Laporta kembali memimpin Barcelona, pada akhirnya warisan krisis finansial dan pembengkakan anggaraan gaji rezim Bartomeu secara tidak langsung membuatnya gagal. 

3) Skandal Barcagate

Awal bulan Maret 2021, Bartomeu ditangkap kepolisian Catalunya. Bartomeu dituding menyalahgunakan posisinya semasa menjabat presiden Barcelona dengan menjalankan kampanye hitam. 

Baca Juga: Barcagate jadi Bukti Kalau Buzzer juga Berkeliaran di Ranah Sepakbola

Bartomeu menyewa perusahaan spesialis pengelolaan data serta informasi digital, I3 Ventures sebagai dalih penasihat jejaring media sosial klub. 

Akan tetapi, kenyataannya, Bartomeu memanfaatkannya untuk menaikkan citra diri lewat akun-akun media sosial berasosiasi positif di bawah kepemimpinannya. 

Lain itu, Bartomeu membayar I3 Ventures dengan uang Barcelona.

Belum lagi dugaan pencucian uang. 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU