> >

KPAI Ingatkan PA 212 cs Jangan Libatkan Anak Saat Apel Siaga Ganyang Komunis Hari Ini

Peristiwa | 5 Juli 2020, 12:59 WIB
Ilustrasi: Umat muslim saat mengikuti aksi 212 di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2017). (Sumber: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

KOMPAS.TV - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti aksi massa ganyang komunis yang digelar Alumni 212, GNPF Ulama, serta sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) lainnya.

Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra mangingatkan agar aksi massa tersebut tidak melibatkan anak-anak.

Pasalnya, menurut dia, berdasar dari catatannya, setiap aksi massa, unjuk rasa, kampanye politik, sering kali melakukan pelibatan atau penyalahgunaan anak anak.

Baca Juga: PA 212 Gelar Apel Siaga Ganyang Komunis, Polisi: Jangan Bikin Ribut, Ada Bakar-bakar Kita Tangkap

"Bila tidak dicegah sejak dini, maka anak anak akan terus terpapar kekerasan dan menjadi martir bahkan korban yang sia sia," ujar Jasra dalam keterangan nya yang diterima Kompas.tv, Minggu (5/7/2020).

Untuk itu, lanjut dia, hari ini, Minggu 5 Juli 2020,  tim KPAI akan melakukan pengawasan langsung aksi massa ganyang komunis dengan dugaan anak terlibat atau dilibatkan dalam apel Akbar siang jam 13.00 di Lapangan Ahmad Yani Kebayoran, Jakarta Selatan.

"Bahwa anak anak yang terus terpapar aksi aksi unjuk rasa, pernyataan sikap politik, di mana anak anak tidak siap, tidak mengerti substansinya dan konteksnya maka akan lahirlah kekerasan baru, ujaran kebencian baru," terang Jasra.

"Jadi KPAI tidak hanya melihat aksi ini seperti yang disampaikan korlap bahwa akan aman dan tidak ada sampah. Justru sampah itu adalah perkataan perkataan yang tidak dipahami anak. Karena melibatkan anak ada prinsip prinsip yang harus didahulukan, agar aman dan bermakna," sambungnya.

Dia mencontohkan bahwa peristiwa politik tahun lalu, menggambarkan anak anak yang mengikuti terus menerus aksi unjuk rasa atau mendengarkan paparan suara keras yang tidak ia pahami. Maka anak anak akan menjadi korban atau pelaku kekerasan.

"Data KPAI membuktikan, jika tidak dicegah dari sekarang, maka peristiwa politik tahun lalu kembali menyeret anak anak bangsa menjadi korban sia sia. Bahkan sampai sekarang pelaku yang mengakibatkan anak korban susah dibuktikan sampai tuntas," jelasnya.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU