> >

Ternyata Ada Dilema Otonomi Daerah di Balik Keputusan Khofifah Tak Perpanjang PSBB Jatim

Berita kompas tv | 9 Juni 2020, 07:10 WIB
Peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur (Sumber: Info Covid 19 Pemprov Jawa Timur) 

JAKARTA, KOMPASTV - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak melanjutkan PSBB setelah tiga kali masa perpanjangan. 

Otonomi daerah jadi salah satu faktor Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tak memaksakan diri untuk memperpanjang PSBB se Jatim, meski dirinya tahu bahwa penyebaran Covid-19 di Surabaya, Gersik dan Sidoarjo masih tinggi.

Khofifah menjelaskan, dalam rapat evaluasi di hari terakhir pemberlakuan PSBB di Jatim, Minggu (7/6/2020), Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, telah memaparkan Surabaya, Gresik dan Sidoarjo belum siap masuk ke tahap masa transisi setelah PSBB, atau masuk ke tatanan new normal.

Baca Juga: [FULL] Keputusan Khofifah Akhiri PSBB Surabaya

Pemaparan Windhu, attack rate Covid-19 di Surabaya masih 94,1. Artinya, setiap 100 ribu penduduk ada 94,1 orang positif. Angka ini jauh lebih tinggi dari Jakarta tetap memperpanjang PSBB menuju masa transisi yakni 60. 

Sedangkan attack rate di Sidoarjo sekitar 31,7 dan Gresik angkanya relatif rendah yakni 15,8. 

Menurut Khofifah, kala itu Windhu yang mengomandani Tim Epidemologi Unair menjelaskan bahwa Surabaya, Gresik, Sidoarjo belum aman dan meminta untuk bersabar untuk masuk ke masa transisi.

Namun di sisi lain, ketiga daerah tersebut pernah berhasil menekan angka penyebaran Covid-19. Seperti di Surabaya angka resiko dan tingkat penularan sempat menyentuh 0,1, dan Gersik 0,3.

Baca Juga: Akhirnya!! Permintaan Risma Disetujui, Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya

Pengalaman ini jugalah yang mendorong, ketiga daerah tersebut optimis dapat melakukan penanganan Covid-19 tanpa perlu memperpanjang PSBB se Jatim.

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU