> >

Profil Syahrul, Wali Kota Tanjungpinang yang Berjuang Melawan Virus Corona

Berita kompas tv | 29 April 2020, 05:15 WIB
Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul (Sumber: Dok. Pemerintah Kota Tanjungpinang)



TANJUNGPINANG, KOMPASTV – Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul meninggal dunia setelah menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Raja Ahmad Thabib (RAT) Tanjungpinang, Kepulauan Riau. 

Syahrul menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 16.45 WIB, Selasa (28/4/2020). Ia merupakan salah satu pasien positif virus corona di Kota Tanjungpinang.

Almarhum mendapat perawatan selama tiga minggu sebelum meninggal, di RSUP RAT Tanjungpinang. Ayah Syahrul, begitu panggilan akrab Syahrul, dibawa ke rumah sakit pada Sabtu (11/4/2020).

Baca Juga: Wali Kota Tanjungpinang Syahrul Meninggal Dunia Setelah Positif Covid-19

Meski menggunkan ventilator sebagai alat bantu pernapasan, kondisi mantan Wali Kota Tanjungpinang sempat membaik. Namun kondisi Syahrul menurun dan dilaporkan kritis hingga tidak sadarkan diri.
 
Sejak kecil sudah membantu orang tua

Pria kelahiran Tarempa 30 Agustus 1960 ini berasal dari keluarga yang sederhana. Ia pernah menjadi Guru di SDN 19 Guru Teladan dan Kepala Sekolah SDN 19 Sekolah Teladan.

Dikutup dari Kompas.com, sejak kecil, Syahrul yang memiliki delapan saudara ini sudah banting tulang untuk membantu perekonomian keluarganya, tepatnya saat masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD), Syahrul sudah berjajak keliling kampung untuk menjual kue dan es.

Baca Juga: Aksi 5 Superhero di Riau, Sosialisasi Cegah Virus Corona

Hal ini dilakukan Syahrul selepas pulang sekolah, karena saat itu kesehatan sang ayah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja keras, sedangkan ibunya tidak bekerja.

Syahrul pernah menjadi buruh cengkeh untuk membantu ekonomi keluarga. Langkah ini diambil setelah dirinya lulus SDN 56 /V Tarempa tahun 1975.

Kala itu, sang ayah meninggal dunia dah Syahrul banting tulang untuk membantu ekonomi keluarga. Ia juga sempat putus Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Tarempa.

Namun SMEP Tarempa dihapuskan dan dilebur menjadi SMP, Syahrul kembali bangkit melanjutkan sekolah di SMP negeri Tarempa dan lulus tahun 1980.
 
Berawal dari guru SDN

Tamat dari SMP Tarempa ia mencoba mengadu nasib di Tanjungpinang dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Tanjungpinang.

Baca Juga: Satu Keluarga Terinfeksi Covid-19, Awalnya Gara-gara Ayah Ikut Tablig di Jakarta

Di perantauan almarhum menyempatkan diri untuk mengajar mengaji dari rumah ke rumah untuk membiayai kebutuhan hidup di Tanjungpinang.

Pada tahun 1980 Syahrul mulai membentuk remaja masjid di Tanjungpinang dan masih berkembang hingga sekarang. Ia juga aktivis KNPI dan AMPI serta Karang Taruna.

Pada tahun 1983 Syahrul lulus dari SPG dan langsung diangkat menjadi guru. Ia mengajar di SD 71 Kecamatan Bintan Selatan dan pindah mengajar di SDN 19 Guru Teladan. Di SDN19 ini jugalah karirnya meningkat. 

Ia diangkat sebagai Kepala Sekolah SDN 19 Sekolah Teladan. Syahrul mendapat gelar sarjana pendidikan dari Universitas Terbuka pada tahun 2008.

Baca Juga: Kabar Baik! Jumlah Pasien Positif Corona yang Dirawat Mengalami Penurunan

Syahrul meninggalkan seorang istri yang bermana Jauriyah dan seorang putra dan dua putri. Selain istri, sang cucu dinyatakan positif terpapar covid-19 dan saat ini masih menjalani proses isolasi di RSUP RAT Tanjungpinang.
 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU