> >

Berita Kompas 1972: Gelar Pahlawan Nasional untuk WR Supratman dan Nyai Ahmad Dahlan

Humaniora | 6 Januari 2024, 01:00 WIB
Presiden Soeharto memberikan gelar pahlawan kepada WR Supratman diterima oleh ahli warisnya (Sumber:Kompas.id/KOMPAS/PAT HENDRANTO (PH))

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sudah menjadi tradisi setiap merayakan Hari Pahlawan 10 November, presiden akan menganugerahkan gelar pahlawan kepada beberapa tokoh. Begitu pula dengan Presiden Soeharto, yang memberikan gelar pahlawan kepada pencipta lagu WR Supratman dan Nyai Ahmad Dahlan, istri pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.

Seperti diberitakan Kompas edisi 11 November 1972, Hari Pahlawan kala itu dirayakan secara sederhana tapi khidmat.

Berikut berita selengkapnya, dengan menggunakan ejaan kala itu:    

HARI PAHLAWAN November diperingati dengan kesederhanaan tapi chidmat diberbagai tempat seluruh tanah air. Di Istana negara dalam rangka peringatan itu Presiden Soeharto hari Rabu menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Wage Rudolf Soepratman dan almarhum Njai Ahmad Dahlan, serta Bintang Mahaputera kelas III untuk almarhum Osa Maliki Wangsadinata.

Piagam anugerah gelar dan bintang itu diserahkan kepada para ahli waris. Masing2 Nj. Salmah Soepratman, Nj. Djumariah Wardan (tjutju almarhum Njai Dahlan) dan Nj. Osa Maliki.

Baca Juga: Menilik Kembali Perjuangan WR Supratman Ciptakan “Indonesia Raya”

Kepala Negara RI dalam surat keputusannja antara lain menjebutkan bahwa pemberian gelar kepada WR Soepratman adalah penghargaan atas sifat2 kepahlawanannja dalam sumbangannja kepada Negara dan bangsa. Chususnja dalam mentjiptakan lagu2 kebangsaan “Indonesia Raya”.

Demikian pula kepada almarhum Njai Dahlan terutama karena djasa2nja dalam bidang pendidikan dan sosial. Upatjara di Istana itu berlangsung singkat, chidmat dan dihadiri oleh para Menteri, perwira2 tinggi ABRI dan beberapa istri2 para Pahlawan Nasional lainnja. Di antaranja Nj. M. Yamin dan Nj. Poppy Sjahrir.

Para Pahlawan Nasional

WR Soepratman di lahirkan di Djatinegara tahun 1903 dan meninggal dunia pada tahun 1939. Komponis lagu kebangsaan ini mendjalani hidupnja sebagai pemain biola, guru, pengarang dan wartawan (di Sin po). Disamping lagu “Indonesia Raya” ia mengubah pula lagu2 “Surya Wirawan” dan “mars Parindra” sedang karangannja antara lain “Perawan Desa”.

Isteri Soepratman, Nj. Salmah jg datang ke Istana tampak telah tua, dengan rambutnja jang mulai keputih2an. Ia tampak sederhana sekali mengenakan kebaya biru dengan selendang kuning dan tas tangan hitam. Semula mengenai diri Nj. Salamah pernah agak dihebohkan karena adanja sanggahan2 sementara pihak bahwa ia bukan isteri WR Soepratman. Tapi persoalannja itu dapat diselesaikan dan Nj. Salmah diakui sebagai isteri Pahlawan Nasional tersebut. Ia kini tinggal di Wisma Mulia Djatinegara bersama2 beberapa djanda Pahlawan Nasional lainnja.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU