> >

Jimly Berharap Presiden Terpilih Berwawasan: Jangan Isu Perubahan dan Kesinambungan Diadu Domba

Rumah pemilu | 1 Januari 2024, 13:30 WIB
Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie saat memberikan keterangan pers, di Gedung MK, Jakarta, Kamis (2/11/2023). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Cendikiawan Muslim Jimly Asshiddiqie berharap presiden terpilih di Pilpres 2024 berwawasan dan tidak termakan isu perubahan dan kesinambungan yang diadu domba.

Pernyataan itu disampaikan Jimly Asshiddiqie di program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Senin (1/1/2024).

“Kita berharap mudah-mudahan presiden yang terpilih yang akan datang punya wawasan gitu ya. Jadi jangan sampai ya isu perubahan dan kesinambungan diadu domba, ini keniscayaan dua-duanya itu, kesinambungan itu keniscayaan harus, tapi perubahan reform to transform itu juga keharusan,” ucap Jimly.

“Jadi dua-duanya sebetulnya ya bagian dari kebutuhan bangsa kita ke depan. Jadi harus ada banyak perbaikan, nah harapan kita presiden yang akan datang memahami ini, yang bukan hanya menjadi politisi yang menikmati jabatan tapi jadi pemimpin yang transformatif mengarahkan perkembangan bangsa kita ke arah yang lebih maju.”

Baca Juga: Timnas AMIN soal Kabar Khofifah Dukung Prabowo-Gibran: Orang Jawa Timur Punya Logika Sendiri

Selain itu, kata Jimly, presiden terpilih di Pilpres 2024 juga harus merangkul baik yang mendukung atau pun tidak mendukungnya.

“Presiden terpilih itu pertama kali yang harus dia bayangkan, dia pikir, bagaimana merangkul, saya lihat visi 3 orang ini mirip-miriplah ya dari segi apa namanya kebutuhan untuk merangkul itu, ya mudah-mudahan itu pertama yang dilakukan,” ujar Jimly.

Selanjutnya, Jimly menuturkan elit partai juga harus menenangkan para pendukungnya jika kalah dalam kompetisi Pilpres 2024. Dengan cari melakukan komunikasi sejak awal bahwa dalam kontestasi Pilpres 2024 siap menang harus juga siap kalah.

“Penting dalam komunikasi publik, apalagi para tokoh, para pimpinan itu harus memperlihatkan, mendidik masyarakat, jangan sampai melihat polirasasi pilihan ini jadi masalah yang berketerusan, nanti setelah 14 Februari ini, ini harus disiapkan harus selesai perbedaan pendapat,” ujar dia.

“Begitu kita sudah dapat presiden, itu presiden kita semua, jangan nanti simpan dendam tapi kalau marahnya kelewatan itu jadi dendam atau memuja memujinya terlalu kelebihan itu salah.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU