> >

Setara Institute Ingatkan Presiden: Persoalan di Papua Serius, Bukan Masalah Kecil Dibesar-besarkan

Politik | 10 Juli 2023, 22:32 WIB
Ketua SETARA Institute Hendardi (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Setara Institute menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memahami konflik dan ketidakadilan di Papua yang sudah berkepanjangan. 

Penilaian tersebut menyusul pernyataan Presiden Jokowi yang mengajak berbagai pihak untuk melihat Papua tidak selalu dari sisi negatif, melainkan juga dari sisi positif, serta menganggap persoalan di Papua merupakan hal yang dibesar-besarkan.

Ketua Dewan Nasional Setara Institute, Hendardi menilai, pernyataan Presiden Jokowi tersebut seolah menganggap berbagai gejolak yang muncul di Papua bukan sebagai suatu masalah Kepala Negara. 

Dengan perspektif tersebut, sambung Hendardi, wajar saja jika hampir dua periode kepemimpinan Joko Widodo persoalan penanganan Papua jalan di tempat. 

"Respons demikian bukan hanya kontradiktif dengan realitas yang memperlihatkan konflik di Papua, tapi juga sekaligus bentuk normalisasi konflik berkepanjangan," ujar Hendardi dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/7/2023).

Baca Juga: Jokowi Sebut Papua Aman-Aman Saja: 99 Persen Enggak Ada Masalah

Hendardi mengingatkan, dominasi pendekatan keamanan yang menimbulkan korban jiwa, baik dari masyarakat, anggota TNI dan Polri.

Kemudian berkembangnya spiral kekerasan, pelanggaran HAM, rasisme dan stigmatisasi adalah fakta bahwa Papua tidak sedang baik-baik saja. 

Menurutnya pernyataan tersebut malah mempertegas kritik publik terhadap Presiden Jokowi dan juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tidak mampu dan, atau tidak mau menyelesaikan persoalan Papua secara holistik. 

Termasuk dengan menyelenggarakan dialog Jakarta-Papua dan mengutamakan paradigma keamanan manusia yang memusatkan perhatian utama pada perlindungan manusia. 

Jika isu Papua adalah separatisme seperti yang digelorakan oleh pemerintah, sambung Hendardi, maka semestinya Menhan Prabowo mengambil peran terdepan. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU