> >

Berbincang dengan Dua Eksil 1965, Jokowi: Pak Daryanto dan Pak Soejo Ingin Jadi WNI Lagi Nggak?

Politik | 27 Juni 2023, 15:34 WIB
Presiden Jokowi bersama 2 eksil 1965 di Pidie, Aceh, Selasa (27/6/2023). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penawaran kepada dua mahasiwa yang menjadi eksil setelah peristiwa 1965 untuk kembali menjadi warga negara Indonesia.

Hal itu dikatakan Jokowi saat Peluncuran Pelaksanaan Rekomendasi Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat, di Pidie, Aceh, Selasa (27/6/2023).

Kedua eksil itu kini telah menjadi warga Rusia dan Ceko setelah mereka menolak pulang ke Indonesia karena harus membuat pengakuan, yaitu Presiden Soekarno atau Bung Karno menjadi dalang dari peristiwa 1965.

Baca Juga: Jokowi Sebut Pemerintah Berkomitmen untuk Tak Ulangi Peristiwa Pelanggaran HAM Berat

Dua korban itu bernama Jaroni Soejomartono (80) dari Ceko dan Sudaryanto Yanto Priyono (81) dari Rusia. Mereka saat itu sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi di Ceko dan Institute Koperasi Moskow di Rusia.

"Buat saya pribadi itu sangat tidak masuk akal sebab Bung Karno waktu itu sudah menjadi presiden dengan dukungan yang kuat," kata Soejomartono.

"Dicabut semua karena tidak mau menandatangani persetujuan atas terbentuknya pemerintahan yang baru," sambungnya. 

Hal senada dikatakan Sudaryanto. Ia menyatakan dirinya menolak permintaan pemerintaah saat itu untuk mengutuk Bung Karno.  

"Setelah terjadi peristiwa 65 karena saya juga tidak memenuhi syarat screening karena pada saat itu dilakukan karena di sana ada poin bahwa harus mengutuk Bung Karno." 

"Ini yang langsung tidak saya terima dan akhirnya dalam seminggu sesudahnya saya (menerima) surat pemberitahuan bahwa paspor saya sudah dicabut dan saya kehilangan kewarganegaraan," kata Sudaryanto.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU