> >

Buntut Pertemuan dengan Prabowo, Politisi Senior PDIP: Gibran Perlu Banyak Belajar Politik

Politik | 22 Mei 2023, 19:35 WIB
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dalam program Rosi KOMPAS TV yang ditayangkan, Kamis (13/4/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan, menyebut kader PDIP sekaligus Wali Kota Solo/Surakarta Gibran Rakabuming Raka perlu banyak belajar politik.

Hal itu ia sampaikan untuk merespons pertemuan Gibran, relawannya, dan bakal capres yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Solo pada Jumat (19/5/2023) lalu.

Panda mengatakan, pemanggilan Gibran ke kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP di Jakarta, hari ini, Senin (22/5/2023), merupakan kondisi yang serius.

"Dia mesti banyak belajar, melihat hal-hal, peristiwa-peristiwa politik yang menjadi pembelajarannya," kata Panda dalam program Kompas Petang Kompas TV, Senin.

Lelaki bernama lengkap Pandapotan Maruli Asi Nababan itu menilai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi serius tindakan Gibran yang berpotensi untuk dimanfaatkan lawan-lawan politik partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Ya udah serius (tandanya), itu Mega konsisten serius. Karena bisa dimanfaatkan, orang lucu gitu lho, dimanfaatkan lawan-lawan politik, dimain-mainkan, kan kayak nggak punya kualitas," ujar Panda.

"Itu kan langkah Gibran itu kan mempermalukan, membikin grassroot (akar rumput) guncang, bikin frustrasi, mahal itu permainan itu, terlampau riskan dia ambil itu," imbuhnya.

Baca Juga: Hasto Usai Nasehati Gibran: Beliau Sudah Minta Maaf dan Klarifikasi

Menurut dia, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu harus dinasihati, bahkan ia menyarankan agar Gibran mengikuti pendidikan politik selama enam bulan.

"Gibran itu mesti betul-betul dinasihati, dikasih waktu dia enam bulan, ada pendidikan politik gitu lho," imbuhnya.

Menurut Panda, pertemuan Gibran dan Prabowo merupakan bentuk manuver politik, sehingga harus diberi teguran.

"Ini anak bagaimana pun harus ada yang menegur dia, ada yang menasehati," jelasnya.

"Sama dengan iparnya yang di Medan, itu si Bobby (Wali Kota Medan Bobby Nasution). Prestasinya hampir tidak jelas gitu lho sebagai Wali Kota Medan. Jadi sungkan orang karena anak presiden, nggak ada yang negur, nggak ada yang menasihati. Ini Gibran juga nggak ada yang menegur, sudah kejadian baru ditegur," sambungnya.

Panda menyebut Gibran sedang mengalami satu dari tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan.

Dia menjelaskan, pada 2013, ia pernah berdiskusi panjang dengan Jokowi sebelum menjadi seorang presiden.

Saat itu, Panda mengatakan ada tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan, dendam kemiskinan, dan dendam kekuasaan.

"Nah sekarang Gibran ini terkejut badannya, 'Wah hebat aku rupanya, orang penting aku,'" terangnya.

Baca Juga: Pertemuan Gibran dan Hasto: Tiba Langsung Salim, Permintaan Maaf, hingga Nasihat Senior

Sebelumnya, Gibran dipanggil DPP PDIP di Jakarta menyusul pertemuannya dengan Prabowo dan relawan Jokowi-Gibran di Solo, Jumat pekan lalu.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pihaknya telah memberikan nasihat-nasihat kepada Gibran.

"Sudah diberikan nasihat-nasihat. Kami ini kan partai gotong royong, partai musyawarah, di situ berbeda," jelas Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).

"Tadi, Pak Komar (Komarudin Watubun), memberikan penjelasan, kalau sudah senior partai, kemudian tidak memahami perintah ibu ketua umum, kebijakan partai, itu lain persoalan," imbuhnya.

Ia pun mengingatkan Gibran agar berhati-hati terhadap upaya manuver politik atau dansa politik yang menyesatkan.

Hasto menyebut tokoh politik yang mendatangi Solo itu sedang melakukan dansa politik menyongsong gelaran Pilpres 2024.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU