> >

Suara Keras PBNU ke Parpol atau Politisi: Jangan Tarik-tarik NU pada Politik Praktis

Politik | 29 Maret 2023, 05:40 WIB
Foto ilustrasi Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164. Ketua PBNU Bidang Keorganisasian, Ishfah Abidal Aziz, menyebutkan secara organisasi kini para politisi atau partai politik tidak bisa menarik NU ke satu sosok tertentu jelang pilpres 2024.  (Sumber: Dokumentasi NU Online)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua PBNU Bidang Keorganisasian, Ishfah Abidal Aziz, menyebutkan secara organisasi kini para politisi atau partai politik tidak bisa menarik NU ke satu sosok tertentu jelang pilpres 2024. 

Hal ini menegaskan adanya soal adanya tarik menarik dukungan NU menuju Pilpres 2024 yang diakuinya cukup banyak. 

Ia lantas meminta, siapa pun itu, baik tokoh maupu politik agar tidak menarik NU ke politik praktis. 

"NU warganya ada di mana-mana. Aspirasi polik warga NU di mana-mana, tidak hanya di satu parpol atau tokoh tertentu," katanya, Selasa (28/3/2023) kepada KOMPAS.TV lewat sambungan telepon.

Baca Juga: Kata PBNU soal JK Disebut Sodorkan Tokoh NU Jadi Cawapres Anies: Sikap Pribadi sebagai Politisi

Oleh karena itu, katanya, PBNU merasa punya kewajiban untuk melindungi warganya. 

"NU merasa punya kewajiban agar warga NU beri perlindungan.  Soal aspirasi di saluran politik, tidak bisa terkoptasi di satu parpol atau tokoh," jelasnya. 

Ia lantas menyebut, jelang Pilpres 2024, banyak politisi mendekat. Ia tegaskan, NU adalah orgaisasi keagamaan, bukan partai. 

"Di pileg atau pilpres tidak tepat seret-seret NU sebagai partisan. NU bukan parpol, kami organisasi keagamaan. Kami merasa posisioning itu sudah proporsional," jelasnya. 

Baca Juga: Nasdem Sebut Jusuf Kalla Sarankan Anies Pilih Cawapres dari Tokoh NU Jateng atau Jatim

Maka dari itu, PBNU berpesan kepada partai politik atau politisi agar tidak menarik-narik NU ke politik praktis. 

"Jangan minta tarik-tarik NU pada politk praktis," jelasnya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyebut,  Jusuf Kalla menyarankan bakal capres Anies Baswedan untuk memilih cawapresnya dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU). 

Ia menjelaskan, Anies disarankan agar memilih tokoh NU yang memiliki basis massa di kawasan Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). 

"Pasti enggak jauh-jauh saran (JK ke Anies) untuk mengambil wakil dari wilayah itu kan. Di dua wilayah itu kan basis NU ya. Artinya dari wilayah Jateng dan Jatim yang dari NU," kata Ali kepada Kompas TV, Selasa (28/3).

"Sehingga kalau Anies ingin menang harus pikirkan orang dari wilayah itu. Artinya pak JK juga berikan kriteria," ujarnya.

Meski begitu, kata Ali, dirinya tak mengetahui ihwal sosok nama bakal cawapres yang diusulkan oleh JK. 

"Tak menjurus ke nama. Di Jatim itu banyak tokoh NU dan memenuhi kriteria itu. Tak harus Khofifah. Ada banyak tokoh-tokoh NU yang dalam hal ini yang untuk berdampingan dengan mas Anies." 

 

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU