> >

Insiden 42 Tahun Lalu, Ketika Tampomas II Tenggelam, Menginspirasi Iwan Fals Membuat Lagu

Peristiwa | 27 Januari 2023, 11:11 WIB
Ilustrasi kapal tenggelam. (Sumber: Pixabay)

KOMPAS.TV – Pada tanggal 27 Januari tahun 1981 atau 42 tahun lalu terjadi peristiwa memilukan di Indonesia, terutama dalam dunia transportasi laut, yaitu tenggelamnya kapal Tampomas II.

Kapal yang mengangkut ribuan penumpang itu tenggelam di perairan Masalembo, Laut Jawa pada hari Selasa siang waktu Indonesia Bagian Tengah.  Namun sebelum tenggelam, kapal dilaporkan sempat terbakar dan membuat penumpang panik.

Tak ayal, ribuan penumpang turut menjadi korban. Beberapa di antaranya berhasil selamat sementara sisanya meninggal dunia. Bahkan, ratusan penumpang tak diketahui nasibnya.

Menyadur dari Kompas.com, pada 1980-an, Tampomas dikelola yang oleh PT Pelni menjadi salah satu kapal laut yang melayani penumpang antarpulau. Sebelumnya, kapal ini digunakan untuk melayani perjalanan haji.

Percikan Api Jadi Penyebab 

Dilaporkan, peristiwa diawali dari percikan api di kabin kendaraan. Tanpa kendali, api itu kemudian menjalar ke seluruh bagian kapal.

Peristiwa ini diperparah oleh rendahnya kesadaran dan disiplin penumpang serta awak kapal mengenai keselamatan pelayaran.

Sebab sebelum terbakar, beberapa penumpang dengan enteng merokok di tempat tertentu, seperti kabin kendaraan, selama pelayaran. Padahal, merokok di sana sangat berbahaya.

Dan yang tak kalah memilukan dari penyebabnya, juga disebabkan oleh ketidaktahuan awak kapal dalam memahami prosedure penggunaan semua peralatan pertolongan.

Ternyata, para awak kapal tidak mengerti prosedur penggunaan pelampung untuk penumpang awam. Selain itu, radio portabel yang seharusnya ada di dalam sekoci juga tidak tersedia di tempatnya.

Atas keteledoran tersebut, sejumlah awak kapal mendapat sanksi administratif oleh Mahkamah Pelayaran.

Baca Juga: 8 Jenazah Pekerja Migran Indonesia Korban Kapal Tenggelam di Perairan Johor Dipulangkan

Kronologi kejadian

Saat itu, Kapal Tampomas II berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Telukbayur, Ujung Pandang (kini Makassar), Sabtu (24/1/1981) sekitar pukul 19.00 WIB. Kapal dinahkodai oleh Abdul Rivai (44).

Dari catatan Harian Kompas (2019), insiden pemicu tenggelamnya kapal Tampomas II muncul pada Minggu (25/1/1981) malam. Saat itu, Mualim II Ernest Marthing yang tengah beristirahat menunggu tugas jaga melihat kobaran api di tempat penyimpanan mobil.

Api berusaha dipadamkan tapi upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Kepanikan menyesaki kapal. Para penumpang yang berada di dek bawah terpaksa dipindahkan ke dek atas.

Dilansir dari Kompas.com (2022), Sekditjen Perhubungan Laut saat itu, Fanny Habibie, dalam keadaan cuaca yang jelek itu penumpang mengalami kepanikan sehingga beberapa orang terjun ke laut.

Sementara itu, Syahbandar Ujung Pandang Iskandar BI mengatakan, berita Tampomas II terbakar diterima pertama kali dari KM Wayabula pada Senin (26/1/1981) pukul 11.00 WITA.

Beberapa kapal lain yang berada di sekitar kapal Tampomas II diperintahkan mendekat untuk memberikan pertolongan. Namun, karena cuaca buruk, penyelamatan tidak bisa berjalan optimal.

Akhirnya pada Selasa (27/1/1981) pukul 13.42 Wita, kapal Tampomas II dilaporkan tenggelam di Selat Makassar dekat Pulau Masalembo, sekitar 220 mil laut menjelang Pelabuhan Telukbayur, Ujung Pandang. Posisinya pada 05 derajat 36 menit Lintang Selatan dan 115 derajat 50 menit Bujur Timur.

Sejak itu,  posko Pelni di Kemayoran Jakarta menyampaikan bahwa jumlah korban yang selamat ada 671 orang, sementara korban tewas mencapai 90 orang. 

Data itu menunjukkan bahwa dari banyaknya 1.054 penumpang ditambah 82 awak kapal, artinya ada 346 orang yang belum ditemukan nasibnya, termasuk sang nahkoda, Abdul Rival.

Dari total korban sementara, insiden tenggelamnya kapal Tampomas II tercatat menjadi musibah perairan terburuk keempat di dunia setelah Titanic (1.503 tewas, 15 April 1912), Lusitania (1.198 tewas, 1 Mei 1915), dan Empress of Ireland (1.023 tewas, 30 Juli 1906).

Upaya Penyelamatan Terhalang Kabut Tebal 

Selain mengerahkan sejumlah kapal yang berada di sekitar lokasi kapal Tampomas, penyelamatan juga dilakukan menggunakan Pesawat Albatros UF-Skuadron Udara-5 TNI AU. Pesawat itu dikerahkan lantaran cuaca buruk yang menyelimuti perairan sekitar.

Kendati demikian, pesawat gagal mendata lantaran gelombang besar setinggi 7-10 meter, angin kencang, dan hujan.

Kabut tebal juga menyelimuti udara sehingga pesawat kesulitan menemukan lokasi kapal Tampomas II meskipun sudah terbang rendah sekitar 350-500 kaki dari permukaan laut.

Peristiwa memilukan itu, membuat penyanyi Iwan Fals membuat lagu berjudul "Celoteh Camar Tolol dan Cemar" yang salah satu petikan liriknya sebagai berikut:   

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU