> >

Kenali Risiko Sedot Lemak, Bisa Sebabkan Masalah Ginjal dan Emboli Paru

Kesehatan | 25 Januari 2023, 05:35 WIB
Ilustrasi perut buncit akibat tumpukan lemak. Proses sedot lemak atau liposuction adalah salah satu tindakan medis untuk menghilangkan lemak di tubuh. Prosedur ini umumnya dilakukan demi kepentingan kosmetika atau terkait kondisi medis tertentu. (Sumber: Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Proses sedot lemak atau liposuction adalah salah satu tindakan medis untuk menghilangkan lemak di tubuh. Prosedur ini umumnya dilakukan demi kepentingan kosmetika atau terkait kondisi medis tertentu.

Akan tetapi, sedot lemak disebut bukanlah metode untuk menurunkan berat badan secara keseluruhan. Sedot lemak juga bukan cara untuk mengobati kelebihan berat badan atau obesitas.

Melansir Kompas.com, sedot lemak dapat secara permanen menghilangkan sel-sel lemak dan mengubah bentuk tubuh. Namun, jika Anda tertarik menempuh prosedur ini untuk mengubah bentuk tubuh, tentu Anda mewaspadai sejumlah risikonya.

Apa Itu Sedot Lemak?

Sedot lemak atau liposuction adalah operasi kosmetik yang memecah dan menyedot lemak dari tubuh. Tindakan ini dapat dilakukan di beberapa bagian tubuh seperti paha, perut, pantat, leher, dagu, lengan atas, lengan belakang, betis, dan punggung.

Baca Juga: Ramai Fenomena Sedot Lemak, Bagaimana Metodenya?

Tindakan sedot lemak dilakukan dengan mengeluarkan lemak melalui sebuah alat yang dikenal sebagai kanula.

Meskipun demikian, usai bentuk tubuh berubah, orang yang menjalani sedot lemak bisa jadi membesarkan sel lemak kembali jika tidak menjaga gaya hidup.

Selain itu, tindakan ini tidak menghilangkan selulit, lesung pipi, atau gurat peregangan (stretch mark).

Risiko dan Efek Samping Sedot Lemak

Sebagaimana operasi besar lain, proses sedot lemak juga memuat sejumlah risiko dan efek samping. Berikut risiko, efek samping, atau komplikasi yang mungkin terjadi jika Anda melakukan operasi sedot lemak.

1. Memar parah

Kondisi memar parah akibat sedot lemak bisa berlangsung selama beberapa pekan.

2. Tromboflebitis

Tromboflebitis adalah pembekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah yang menyebabkan peradangan dan komplikasi lebih lanjut.

3. Peradangan

Sedot lemak bisa menimbulkan peradangan dan pembengkakan hingga enam bulan. Selama peradangan, cairan dapat terus mengalir dari bekas sayatan.

4. Penyimpangan kontur

Kulit bisa tampak layu atau bergelombang jika pengangkatan lemak tidak merata, elastisitas kulit buruk, atau luka yang sembuh dengan cara tidak biasa.

5. Mati rasa

Area bekas operasi sedot lemak dapat terasa mati rasa untuk sementara waktu.

6. Infeksi

Walaupun jarang terjadi, infeksi kulit dapat terjadi usai prosedur operasi sedot lemak.

7. Emboli paru

Emboli paru atau penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru dapat terjadi usai proses sedot lemak jika lemak masuk ke pembuluh darah dan mengalir hingga paru-paru. Hal ini dapat menghalangi sirkulasi udara di paru-paru.

8. Edema paru

Proses sedot lemak juga dapat menyebabkan cairan yang menumpuk di paru-paru.

9. Masalah ginjal atau jantung

Saat cairan disuntikkan dan atau disedot, perubahan kadar cairan tubuh dapat menyebabkan masalah ginjal atau jantung.

10. Reaksi alergi

Pasien dapat menunjukkan reaksi alergi terhadap obat atau bahan tertentu yang digunakan ketika prosedur sedot lemak.

11. Kulit terbakar

Proses sedot lemak dapat menyebabkan luka bakar akibat gesekan kanula pada kulit atau saraf.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Menurunkan Berat Badan, Apa Saja?

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU