> >

Survei LSI: Walau Kondisi Ekonomi Dipandang Negatif, 76 Persen Masyarakat Puas dengan Jokowi

Politik | 22 Januari 2023, 16:49 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti acara jalan sehat peringatan satu abad NU di Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2023). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), 76,2 persen masyarakat Indonesia puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kepuasan itu direpresentasikan populasi survei kendati persepsi atas ekonomi Indonesia secara umum negatif.

Tren persepsi positif atas kinerja Jokowi pun meningkat tiga bulan belakangan. Survei yang dilakukan LSI pada 7-11 Januari 2023 menemukan sebanyak 18,7 persen dari populasi bahkan mengaku sangat puas dengan kinerja Jokowi.

Meskipun demikian, mayoritas masyarakat menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini negatif atau sedang-sedang saja. 

Baca Juga: Dear Para Pengelola Lembaga Survei, Bawaslu Ingatkan Hal Ini Jelang Pemilu 2024: Jangan Ada Tendensi

Survei LSI menunjukkan 35,6 persen populasi menilai kondisi ekonomi Indonesia buruk atau sangat buruk.

Sedangkan 35,6 persen populasi menyatakan kondisi ekonomi Indonesia sedang-sedang saja, tidak buruk ataupun baik.

Sementara itu, 27,1 persen populasi menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyebut kalangan ibu rumah tangga menjadi kelompok demografi yang paling negatif dalam menilai kinerja Jokowi.

"Penilaian paling rendah (terhadap kinerja Jokowi) diberikan oleh kalangan ibu rumah tangga. Ini masih terkait dengan persepsi ekonomi juga saya kira,” kata Djayadi dalam pemaparan hasil survei pada Minggu (22/1/2023).

“Nanti kita bisa kaitkan juga dengan ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok dan BBM,” lanjutnya.

Di lain sisi, survei LSI juga menemukan semakin tinggi pendapatan, maka semakin puas persepsi positifnya atas kinerja Jokowi.

Mengenai harga kebutuhan pokok, mayoritas masyarakat menilainya mudah didapat dalam sebulan terakhir. Sebanyak 71 persen populasi pun menganggap harga sayur-mayur terjangkau.

Meskipun demikian, mengenai harga sembako dan BBM, sebanyak 46 persen populasi menilainya kurang atau tidak terjangkau.

Dalam survei persepsi atas ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok, kelompok demografi yang paling banyak menyatakan tidak terjangkau adalah perempuan.

Survei Nasional LSI yang dipaparkan hari ini menggunakan metode pemilihan sampel random digit dialing (RDD) yang mana memilih nomor telepon responden secara acak.

Sebanyak 1.221 responden dikumpulkan melalui proses tersebut. Dengan asumsi simple random sampling, margin of error survei ini diperkirakan kurang-lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei Nasonal LSI kali ini menyasar responden WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon seluler, sekitar 83 persen dari populasi nasional.

Baca Juga: Jalan Sehat Bareng Presiden Jokowi Peringatan Seabad NU, Ribuan Warga Padati Pura Mangkunegaran Solo


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU