> >

Psikolog Forensik Ungkap Kepribadian Brigadir J: Ada Perubahan Sikap saat Dampingi Putri Candrawathi

Update | 21 Desember 2022, 16:49 WIB
Kerabat memegang foto almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pemakaman kembali jenazah setelah autopsi ulang di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). (Sumber: Kompas TV/Ant/Wahdi Septiawan)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani mengungkapkan kepribadian mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, dalam sidang perkara pembunuhan berencana dengan terdakwa Ferdy Sambo Cs, Rabu (21/12/2022).

Rani menyebutkan kepribadian Brigadir J, di antaranya baik dan layak direkomendasikan sebagai ajudan (aide de camp/ADC) petinggi Polri, namun terjadi perubahan perilaku setelah ditugaskan mendampingi Putri Candrawathi. Ia mengakui, ada keterbatasan data untuk menyusun profil Brigadir J karena yang bersangkutan telah meninggal dunia.

Kepada jaksa penuntut umum (JPU), Reni menyatakan bahwa kecerdasan Brigadir J diduga tergolong rata-rata dan berfungsi dalam batas normal.

"Tidak dijumpai perilaku Yosua dalam melanggar aturan, terlibat perkelahian, dan penyalahgunaan narkotika/NAPZA," ungkap Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Jaksel).

Baca Juga: Psikolog Forensik Ungkap Profil Ferdy Sambo: Cerdas, Butuh Dukungan Orang Lain, Bisa Dikuasai Emosi

Pada masa kecil hingga remaja, kata Reni, Brigadir J dikenal sebagai anak dengan karakter yang baik, aktif dalam berbagai kegiatan, dan positif di lingkungannya.

"Di awal kerjanya sebagai polisi, (Brigadir J) dikenal sebagai anggota yang cekatan, memiliki dedikasi, tidak pernah membantah, sigap, patuh, mampu bekerja dengan baik, tidak menonjol, dan layak untuk direkomendasikan sebagai ADC pejabat tinggi kepolisian," ujarnya.

Reni juga menyatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari teman-teman dan rekan kerja Brigadir J yang saling bersesuaian dan konsisten, bahwa awalnya almarhum dinilai dapat bekerja dan menjalankan peran ADC atau ajudan dengan baik.

"Dan didapatkan informasi, ada perubahan sikap, sejak diberi kepercayaan sebagai kepala rumah tangga dalam istilah mereka, dan ADC yang ditugaskan mendampingi ibu Putri," terangnya.

Perubahan perilaku Brigadir J, terang Reni, salah satunya tampak dari penampilan atau cara berpakaiannya. 

Baca Juga: Psikolog Forensik Ungkap Profil Putri Candrawathi: Butuh dan Bergantung pada Figur Pemberi Rasa Aman

"Menurut rekan-rekannya dan beberapa informasi yang bersesuaian, konsisten dengan informasi dari Jambi (keluarga Brigadir J), penampilannya terkesan lebih mewah dibanding sebelumnya," ujarnya.

Selain itu, lanjut Reni, Brigadir J juga menunjukkan power dan dominasi terhadap ADC dan perangkat rumah tangga lain.

"Berperilaku yang dinilai ada kalanya tidak selayaknya dilakukan oleh ADC, merasa lebih dipercaya dan diistimewakan oleh Ibu Putri, dan memiliki keberanian untuk menunda serta tidak melaksanakan perintah dari atasan," tuturnya.

Selain itu, ia juga menyebut Brigadir J berubah menjadi lebih mudah tersinggung dan menampilkan respons kemarahan.

"Data-data tersebut yang saling bersesuaian," ungkap reni di sidang kasus Brigadir J itu.

Baca Juga: Kepribadian Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Disebut Saling Membutuhkan, Ini Penjelasan Psikolog

Saat ditanya JPU, terkait metode yang digunakan dalam menggali profil Brigadir J, Reni menjelaskan pihaknya menggunakan metode retrospektif.

"Jadi kami mencari data dari orang-orang signifikan, termasuk keluarga di Jambi, teman-teman dekatnya, teman-teman kerjanya semasa di jambi, teman sekolahnya, dan juga teman-teman kerjanya di Jakarta," ujarnya.

Reni juga menerangkan bahwa validitas atau nilai kebenaran dari hasil pemeriksaan psikologi Brigadir J tergantung dari keragaman dan kelengkapan keterangan yang ia dapatkan bersama tim.

"Memang pada korban Yosua di sini ada keterbatasan data sehingga kami tidak bisa menyimpulkan secara detail dan lengkap pada beberapa aspeknya," terangnya.

Baca Juga: Psikolog Forensik Beberkan Hasil Kepribadian Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf di Persidangan

Namun, menurut Reni, pihaknya telah menyampaikan mana data yang cukup dan mana yang tidak cukup, sehingga tidak bisa disimpulkan secara maksimal oleh tim psikologi forensik.

"Jika ada data tambahan, kami akan menganalisis, di sini kami menyatakan bahwa ada keterbatasan data, sehingga tidak bisa dianalisis secara maksimal," ujarnya.

Menurut Reni, ada beberapa data yang banyak berkaitan dengan rentang waktu atau timeline peristiwa penembakan Brigadir J yang dirasa cukup, sehingga bisa dimasukkan untuk dianalisis.

Baca Juga: Kriminolog Tepis Isu Pemerkosaan Putri Candrawathi, Pengacara Brigadir J: Pulihkan Martabat Keluarga

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU